JAKARTA, KOMPAS — Gubernur DKI Jakarta sekaligus presiden terpilih Joko Widodo mendorong perluasan jaringan pipa dan pemakaian gas bumi. Selain ramah lingkungan dan aman, pemakaian gas bumi juga menekan subsidi pemerintah untuk bahan bakar minyak.Jokowi, seusai meresmikan pemakaian gas bumi di Rumah Susun Sederhana Sewa Marunda di Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (25/9), mengatakan, potensi gas bumi tersebar di wilayah Indonesia. Namun, pemanfaatannya belum optimal.
”Kita tidak perlu impor seperti elpiji karena sumber gas bumi tersedia. Saya mendorong pemakaian seluas-luasnya untuk rumah tangga dan industri. Gas bumi lebih aman dan murah,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Jokowi membuka keran pipa gas yang mengaliri 282 unit Rumah Susun Marunda. Jumlah itu sebagian dari 700 unit rusun yang telah tersambung dengan pipa gas.
Kepala Dinas Perumahan dan Gedung DKI Jakarta Yonathan Pasodung menambahkan, selain Rusun Marunda, sejumlah rusun milik dan sewa di DKI Jakarta telah terjangkau jaringan gas, yakni 1.000 unit di Rusun Tipar Cakung, 560 unit di Flamboyan, 120 unit di Tebet Berlian, 320 unit di Tebet Harum, 1.055 unit di Tzu Chi, 382 unit di Manis Jaya, 320 unit di Menteng Sari, 582 unit di Cinta Kasih, dan 95 unit Rusun TNI AL.
”Kami berharap PT PGN (Perusahaan Gas Negara) bisa segera menyuplai rusun-rusun yang sudah memiliki jaringan gas bumi. Harapannya, penghuni bisa segera memanfaatkannya,” tambah Yonathan.
Sejumlah warga menyambut baik penyaluran gas bumi ke unitnya. Titik Utami (35), penghuni Unit 411 Blok Pari Rusun Marunda, menyatakan biasa menghabiskan tiga tabung elpiji kemasan 3 kg/bulan. Harga ecerannya Rp 20.000 per tabung.
”Kami beli elpiji rata-rata Rp 60.000 per bulan. Dengan gas bumi, berdasarkan perkiraan petugas, konsumsi keluarga dengan empat orang anggota berkisar 10-20 meter kubik per bulan. Tarifnya Rp 26.000 hingga Rp 40.000. Semoga perkiraan itu tepat sehingga pengeluaran lebih kecil dibandingkan dengan pakai elpiji,” kata Titik.
Tati (40), penghuni Rusun Marunda, menambahkan, selain lebih murah, dia juga tidak perlu repot naik-turun tangga untuk membeli tabung elpiji. ”Tak perlu pusing lagi gas habis tengah malam,” ujarnya.
5.234 sambunganDirektur Jenderal Migas Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Edy Hermantoro menyebutkan, pemerintah telah membangun 5.234 sambungan rumah sejak tahun 2011. Pembangunannya merupakan bagian dari program pemerintah memacu pemakaian gas bumi sekaligus menekan subsidi pemerintah di sektor energi.
Penyaluran gas untuk Rusun Marunda adalah tahap awal pengoperasian jaringan gas untuk rusun-rusun di Wilayah Jabotabek. Program itu melibatkan Direktorat Jenderal Migas, PT PGN, dan Pemerintah DKI Jakarta.
Direktur Utama PT PGN Hendi Prio Santoso menambahkan, setelah 282 unit, gas akan segera dialirkan ke unit-unit lain Rusun Marunda. Penyaluran itu bagian dari program Pemerintah DKI Jakarta menjadikan ibu kota Jakarta sebagai kota berbasis gas bumi.
Selain bangunan vertikal, kata Hendi, PGN mengembangkan jaringan ke rumah tapak, antara lain di wilayah Klender, Tebet, Rawamangun, dan Menteng. Kini ada sekitar 700 kilometer jaringan pipa gas yang menyalurkan gas ke rumah tangga, pembangkit listrik, usaha komersial, dan industri di DKI Jakarta.
”Saat ini sekitar 13.500 rumah tangga di DKI Jakarta telah tersambung gas bumi. Kami menargetkan 7.000 sambungan rumah tahun ini serta 1 juta sambungan di seluruh Indonesia hingga beberapa tahun ke depan,” kata Hendi.
Hingga kini, PGN telah membangun 6.000 kilometer pipa transmisi dan distribusi yang menyalurkan sekitar 23 juta liter per hari. (MKN)
Kompas 26092014 Hal. 27
”Kita tidak perlu impor seperti elpiji karena sumber gas bumi tersedia. Saya mendorong pemakaian seluas-luasnya untuk rumah tangga dan industri. Gas bumi lebih aman dan murah,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Jokowi membuka keran pipa gas yang mengaliri 282 unit Rumah Susun Marunda. Jumlah itu sebagian dari 700 unit rusun yang telah tersambung dengan pipa gas.
Kepala Dinas Perumahan dan Gedung DKI Jakarta Yonathan Pasodung menambahkan, selain Rusun Marunda, sejumlah rusun milik dan sewa di DKI Jakarta telah terjangkau jaringan gas, yakni 1.000 unit di Rusun Tipar Cakung, 560 unit di Flamboyan, 120 unit di Tebet Berlian, 320 unit di Tebet Harum, 1.055 unit di Tzu Chi, 382 unit di Manis Jaya, 320 unit di Menteng Sari, 582 unit di Cinta Kasih, dan 95 unit Rusun TNI AL.
”Kami berharap PT PGN (Perusahaan Gas Negara) bisa segera menyuplai rusun-rusun yang sudah memiliki jaringan gas bumi. Harapannya, penghuni bisa segera memanfaatkannya,” tambah Yonathan.
Sejumlah warga menyambut baik penyaluran gas bumi ke unitnya. Titik Utami (35), penghuni Unit 411 Blok Pari Rusun Marunda, menyatakan biasa menghabiskan tiga tabung elpiji kemasan 3 kg/bulan. Harga ecerannya Rp 20.000 per tabung.
”Kami beli elpiji rata-rata Rp 60.000 per bulan. Dengan gas bumi, berdasarkan perkiraan petugas, konsumsi keluarga dengan empat orang anggota berkisar 10-20 meter kubik per bulan. Tarifnya Rp 26.000 hingga Rp 40.000. Semoga perkiraan itu tepat sehingga pengeluaran lebih kecil dibandingkan dengan pakai elpiji,” kata Titik.
Tati (40), penghuni Rusun Marunda, menambahkan, selain lebih murah, dia juga tidak perlu repot naik-turun tangga untuk membeli tabung elpiji. ”Tak perlu pusing lagi gas habis tengah malam,” ujarnya.
5.234 sambunganDirektur Jenderal Migas Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Edy Hermantoro menyebutkan, pemerintah telah membangun 5.234 sambungan rumah sejak tahun 2011. Pembangunannya merupakan bagian dari program pemerintah memacu pemakaian gas bumi sekaligus menekan subsidi pemerintah di sektor energi.
Penyaluran gas untuk Rusun Marunda adalah tahap awal pengoperasian jaringan gas untuk rusun-rusun di Wilayah Jabotabek. Program itu melibatkan Direktorat Jenderal Migas, PT PGN, dan Pemerintah DKI Jakarta.
Direktur Utama PT PGN Hendi Prio Santoso menambahkan, setelah 282 unit, gas akan segera dialirkan ke unit-unit lain Rusun Marunda. Penyaluran itu bagian dari program Pemerintah DKI Jakarta menjadikan ibu kota Jakarta sebagai kota berbasis gas bumi.
Selain bangunan vertikal, kata Hendi, PGN mengembangkan jaringan ke rumah tapak, antara lain di wilayah Klender, Tebet, Rawamangun, dan Menteng. Kini ada sekitar 700 kilometer jaringan pipa gas yang menyalurkan gas ke rumah tangga, pembangkit listrik, usaha komersial, dan industri di DKI Jakarta.
”Saat ini sekitar 13.500 rumah tangga di DKI Jakarta telah tersambung gas bumi. Kami menargetkan 7.000 sambungan rumah tahun ini serta 1 juta sambungan di seluruh Indonesia hingga beberapa tahun ke depan,” kata Hendi.
Hingga kini, PGN telah membangun 6.000 kilometer pipa transmisi dan distribusi yang menyalurkan sekitar 23 juta liter per hari. (MKN)
Kompas 26092014 Hal. 27