HONGKONG, KOMPAS — Survei yang dilakukan AsiaMoney kembali memberikan penghargaan kepada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, Kamis (25/9), di Hongkong.
BRI mendapat The Best Domestic Bank in Indonesia dan BNI mendapat penghargaan sebagai bank yang dapat memberikan layanan manajemen kas terbaik di Indonesia. Penghargaan diterima oleh Direktur Keuangan BRI Achmad Baiquni.
Pengakuan ini memosisikan BNI sebagai bank yang paling cepat merespons program pemerintah untuk mendorong pengelolaan keuangan di lembaga-lembaga negara dan BUMN secara elektronik sehingga lebih transparan dan akuntabel.
Atas hasil survei AsiaMoney tersebut, BNI berhak mempertahankan gelar sebagai bank dengan layanan manajemen kas terbaik tahun 2014. BNI diakui terbaik pada empat kategori, yaitu The Best Local Cash Management Bank in Indonesia menurut jajak pendapat pada kalangan korporasi besar, The Best Local Cash Management Bank in Indonesia menurut jajak pendapat pada kalangan korporasi kecil, The Best Overall Domestic Cash Management Service menurut jajak pendapat pada kalangan korporasi besar, dan The Best Overall Cross Border Management Service menurut jajak pendapat kalangan perusahaan besar. BNI mempertahankan penghargaan ini sejak tahun 2010.
Pemimpin Divisi Transactional Banking Services (TBS) BNI Iwan Kamaruddin yang menerima penghargaan itu mengatakan, pengakuan yang diperoleh dari AsiaMoney ini mengokohkan BNI sebagai bank yang terdepan dalam mendukung pengelolaan keuangan perusahaan besar, menengah, dan kecil.
BRI Remittance Co.Ltd yang merupakan anak usaha BRI berusaha mencetak tenaga kerja Indonesia di Hongkong menjadi pengusaha. Para TKI di Hongkong yang sudah punya kemampuan khusus diarahkan dan dididik mentalnya untuk menjadi pengusaha.
Direktur Eksekutif BRI Remittance Roby Firmansjah Sastraatmadja saat ditemui wartawan Kompas, Hermas E Prabowo, di Hongkong mengungkapkan, total TKI di Hongkong saat ini sekitar 150.000 orang. Dari jumlah tersebut, baru 30 persen yang menjadi nasabah BRI Remittance.
Menyadari banyak TKI Hongkong yang setelah habis masa kontrak kerjanya di Hongkong tidak mampu mengelola keuangan dengan baik sehingga tidak meningkat taraf hidupnya, mulai 2014 BRI Remittance meluncurkan program pendidikan TKI menjadi pengusaha.
Berbagai program pendampingan dilakukan, seperti pemilihan usaha serta mengubah pola pikir dari pekerja menjadi pengusaha, termasuk dukungan dalam pengelolaan administrasi, manajemen keuangan, dan sumber daya manusia.
Kompas 26092014 Hal. 20