JAKARTA – Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) meminta PT Hutama Karya segera menyusun rencana bisnis pembangunan jalan tol Medan-Binjai dan PalembangIndralaya, menyusul telah ditekennya peraturan presiden (perpres) mengenai penugasan kepada perseroan untuk membangun empat ruas tol trans-Sumatera.
Kepala BPJT Achmad Gani Ghazali mengungkapkan, ren cana bisnis itu perlu disam paikan untuk tiap ruas tol yang dibangun Hutama Karya. Re ncana bisnis per ruas tol itu akan dijadikan sebagai rujukan konsep pembangunan jalan tol tersebut. “Dalam rencana bisnis itu perlu dimasukkan mengenai pembangunannya seperti apa, berapa nilai investasi yang di dalamnya mencakup biaya konstruksi, desain, hingga su per visi,” ujar dia di Jakarta, Minggu (21/9).
Selain itu, sambung dia, Hu tama Karya juga perlu menyam paikan sumber pembiayaan untuk membangun tiap ruas tersebut, termasuk berapa besar suku bunga yang perlu dibayar jika pendanaan diperoleh dari pinjaman. “Selanjutnya, perlu disampaikan pula mengenai berapa estimasi lintas harian rata-rata kendaraan yang akan melintas dan berapa perkiraan tarifnya,” ungkap Gani.
Biaya pemeliharaandanmodal kerja yang dikeluarkan untuk memelihara jalan tol tersebut juga harus disampaikan. Begitu pula mengenai perkiraan defisit cash flowyang umumnya terjadi pada masa awal pengoperasian jalan tol. “Defisit cash flow ini biasanya terjadi hingga enam hingga tujuh tahun awal peng operasian,” kata dia.
Gani menegaskan, rencana bisnis ini juga akan digunakan untukmenghitungmasa konsesi yang dapat diberikan kepada Hutama Kar ya, termasuk di dalamnya sebagai rujukan ke pada investor. Apalagi, pem bangunan jalan tol ini akan menggunakan skema bangun dan jual. Masa konsesi ini dapat diperjualbelikan kepada in vestor yang berminat untuk mengelola dan memelihara ruas tol tersebut. “Investor yang berminat harus membeli kon sesi ini satu ruas, tidak bisa per seksi,” tegas dia.
Sebelumnya, Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan per aturan presiden (perpres) ten tang penugasan PT Hutama Karya (Persero) sebagai wakil pemerintah untuk membangun jalan tol trans-Sumatera sudah ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhonono. “Kemarin (18/9), perpres jalan tol transSumatera sudah diteken Pak Presiden SBY. Dengan be gitu, direksi Hutama Kar ya sudah bisa bersiap melakukan persiapan gr oundbreaking (pemasangan tiang pancang pa da pertengahan Oktober 2014,” kata Dahlan.
Dahlan mengatakan, pemba ngunan proyek jalan tol transSumatera akan menerapkan pola bangun dan jual, meniru yang sudah diterapkan di Tiong kok. Dengan skema bangun jual, Hutama Karya bisa meng gandeng PT Jasa Marga Tbk yang menjadi pembeli siaga (standby buyer) dari ruas tol yang dibangun. “Dana hasil penjualan satu ruas tertentu ke mudian bisa digunakan untuk membiayai pembangunan ruas tol berikutnya,” tegas Dahlan.
Sesaat setelah mendapat in formasi bahwa Perpres tersebut sudah turun, Dahlan langsung meminta direksi Hutama Karya untuk bergerak. “Hutama Karya saya nilai sudah siap memulai pembangunan tol Sumatera, se suai dengan hasil rapat dengan BUMN kontruksi lainnya,” ujar Dahlan.
Dihubungi terpisah, Sekre taris Perusahaan PT Hutama Kar ya Ari Widiantoro meng ungkapkan, pihaknya belum bisa memastikan bahwa per pres penugasan tersebut su dah diteken. Pasalnya, perusa haan belum menerima salinan perpres tersebut. “Saya belum salinannya. Besok (hari ini, Senin 22/9), saya akan menge ceknya,” ujar dia melalui pesan singkatnya.
Pemerintah akan membangun empat dari 23 ruas tol trans-Su matera terlebih dahulu. Dua dari empat ruas tol tersebut akan diprioritaskan dibangun lebih dulu. Kedua ruas tol itu adalah tol Medan-Binjai dan PalembangIndralaya. Namun, pembangunan jalan tol ini harus didahului oleh pembebasan lahan.
Investor Daily, Selasa 23 September 2014, hal. 25