Garuda Diminta Kurangi Kerugian

JAKARTA – Manajemen PT Garuda Indonesia Tbk perlu mengambil langkah konkret guna mengurangi kerugian yang dialami saat ini hingga triliunan rupiah.
Hal itu diungkapkanMenteri BUMN Dahlan Iskan. Menurut Dahlan, salah satu langkah yang bisa diambil Garuda Indonesia adalah mengurangi jumlah pesawat pada rute yang kurang padat penumpang.
“Garuda harus menempuh langkah konkret agar kerugian tidak lebih dari Rp 2 triliun,” kata Dahlan di Kantor KementerianBUMN, Jakarta, Senin (8/9).
Pada semester I-2014 Garuda membukukan rugi bersih sebesar US$ 211,7 juta atau setara dengan Rp 2,3 triliun, membengkak dibandingkan rugi bersih periode sama 2013 sebesar US$ 10,7 juta.
Saat bersamaan rugi komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar US$ 200,38 juta, melonjak dibandingkan dengan sebelumnya US$ 11,39 juta.
Salah satu penyebab memburuknya kinerja Garuda adalah rugi selisih kurs yang melonjak tajam menjadi US$ 12,86 juta dibandingkan dengan US$ 1,41 juta pada semester I-2013.
Selain itu, beban usaha perseroan melonjak menjadi 14,75 persen atau menjadi US$ 1,9 miliar dari sebe­ lumnya US$ 1,7 miliar.
Menurut Dahlan, ultimatum tersebut sejalan dengan pertemuannya dengan direksi Garuda yang mengidentifikasi 25 pekerjaan yang harus dijalankan untuk menyelamatkan perusahaan penerbangan plat merah tersebut.
Sejumlah pekerjaan yang harus ditempuh, seperti mengurangi jumlah pesawat pada rute yang kurang padat penumpang, perbaikan sistem penjualan tiket, dan penambahan jumlah pilot.
Selain itu, diperlukan upaya memperketat jarak tempuh, efisiensi bahan bakar dengan cara mengatur tingkat ketinggian penerbangan. “Pokoknya ambil langkahyangbisa langsungmemberikan dampak positif bagi keuangan,” tegasnya seperti dikutipAntara.
Menur ut Dahlan, per usahaan sesungguhnya harus lebih ekspansif meskipun konsekuensinya mengalami ‘sakit’.
“Jangan baru ekspansi tapi mundur lagi. Ide tidak boleh mengawangawang, agar jangan sampai reputasi dan nama Garuda yang sudah bagus, jatuh,” ujarnya.
Ia mencontohkan, beberapa tahun lalu penerbangan Garuda rute JakartaKorea sempat bagus, namun karena maskapai Asiana banting harga, Garuda akhirnya kesulitan. “Jalur-jalur persaingan yang ketat, harus dilawan dengan persaingan harga,” ujarnya.
Dahlan berharap, kedatangan sejumlah pesawat baru Garuda jenis Boeing 777-300ER yang menyediakan first class untuk jalur Jakarta-Jeddah mulai 2015 mendatang bisa diisi lebih banyak penumpang.
Masa Jabatan Berakhir
Dahlan juga mengatakan akan ada penggantian Dirut Garuda Emirsyah Satar yang masa tugasnya habis pada Oktober 2014. Ia mengisyaratkan sudah mengantongi nama-nama calon Dirut Garuda pengganti Emirsyah.
“Calonnya bisa dari dalam dan dari luar perusahaan. Sudah disampaikan ke Tim Penilai Akhir,” katanya.
Meski begitu Dahlan tidak menyebutkan lebih rinci nama-nama calon yang dimaksud. Ia hanya menyebutkan bahwa keputusannya diserahkan kepada pemerintah.
“Terserah saja. Bisa pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau diputuskan pada pemerintahan presiden terpilih Joko Widodo,” ujar Dahlan.
Saat ini sejumlah nama disebutsebut bersaing menjadi orang nomor satu di Garuda antara lain Elisa Lumbantoruan (mantan Direktur Garuda Indonesia), Rinaldi Firmansyah (mantan Dirut PT Telkom), dan Arif Wibowo (Direktur Utama Citilink)
Investor Daily, 10 September 2014, hal. 26

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Related Posts

Comments are closed.