JAKARTA, KOMPAS —Teknologi informasi dan dunia digital akan menjadi tumpuan perkembangan industri perbankan. Tidak hanya melayani kebutuhan nasabah di kota besar, pengelola bank juga harus dapat melayani warga di wilayah terpencil menggunakan teknologi informasi ini.Hal itu dibahas dalam forum 3rd IDC Financial Insights Financial Services Summit 2014 yang digelar IDC Indonesia dan Perhimpunan Bank-bank Nasional (Perbanas), di Jakarta, Selasa (9/9). Forum bertema ”Driving Growth Through Innovation” itu menampilkan eksekutif perbankan serta teknologi informasi (TI) nasional dan internasional.
Wakil Direktur Utama Bank BNI Felia Salim menyatakan, pengelolaan TI profesional akan mendorong beragam solusi. Tidak hanya ke luar lembaga, tetapi juga dapat dimaksimalkan untuk memperluas inovasi di dalam manajemen perusahaan. TI potensial menjadi bagian dari tren dan penyelesaian aneka potensi masalah industri pada masa depan.
”Tujuannya, pasar semakin tertarik dengan perbankan dan yang ditawarkan bank. Hal ini membutuhkan kerja keras dan konstan,” kata Felia.
Pendekatan yang dilakukan BNI untuk mengembangkan TI, menurut Felia, melalui berbagai cara, termasuk secara komersial. Inovasi secara simultan untuk mendukung kegiatan yang akan datang sekaligus tetap mendukung langkah yang sudah dilakukan.
Di internal BNI, misalnya, Felia menyebut program kepemimpinan yang menghasilkan 200 prototipe inovasi bagi perseroan. Penggunaan perbankan dalam jaringan (daring) di bank badan usaha milik negara itu meningkat hingga 70 persen secara tahunan. ”Di satu sisi, kemampuan TI mendorong kompetisi yang menarik,” ujar Felia.
Berperan pentingMenurut catatan IDC, inovasi yang didorong TI akan berperan penting bagi perkembangan dunia perbankan di pasar yang paling kompetitif di Asia bagian selatan dan tenggara. Indonesia pun bisa disejajarkan dengan Tiongkok, Malaysia, Thailand, dan Singapura.
Managing Director IDC Financial Insights Asia/Pacific Cyrus Daruwala mengatakan, empat dari lima proyek inovasi di Asia diprediksi akan dilakukan negara-negara tersebut. Di bidang TI, investasi di lima negara itu pada tahun ini diperkirakan sekitar 66 persen dari total investasi di kawasan Asia.
Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Gandjar Mustika menyatakan, faktor keamanan dalam sistem perbankan merupakan hal utama. Untuk itu, pengembangan TI dan dunia digital harus mengedepankan keamanan bagi industri dan nasabah.
Salah satu dukungan OJK terkait dunia TI perbankan berupa pengembangan bank nirkantor (branchless banking). Bank nirkantor diharapkan dapat melayani masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Pasalnya, keberadaan kantor bank belum ada di seluruh wilayah, khususnya di daerah-daerah terpencil.
Gandjar mengungkapkan, OJK masih mencari kebijakan yang tepat, misalnya dengan mempertimbangkan bank bermodal inti Rp 100 miliar hingga Rp 1 triliun sebagai penyelenggara bank nirkantor. (BEN)
Kompas 10092014 Hal. 20