Pertamina Optimis Capai Produksi Migas 2,2 BOEPD

JAKARTA – Meski realisasi hingga semester pertama masih sedikit di bawah target, PT Pertamina (Persero) optimistis bisa mencapai target produksi 2,2 juta barel setara minyak (barrel oil equivalent per day/boepd) pada 2025. Peningkatan produksi akan mengandalkan lapangan eksisting dan ekspansi ke luar negeri.
Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengata­ kan, produksi minyak perseroan hingga akhir Juni lalu tercatat 254.570barel perhari (bph) ataunaik27,9%dibandingkande­ngan periode yang sama tahun lalu. Sementara untuk produksi gas semester pertama ta­ hun ini relatif sama dengan ta­hun lalu, yakni 1.540 jutakaki kubikper hari (million standard cubic feet per day/mmscfd).
Realisasi semester satu ini masih di bawah target perusahaan, dimana pro­ duksi minyak ditetapkan sebesar 280,2 ribu bph dan gas 1.568 mmscfd. Meski demikian, secara keseluruhan, produksi migas Pertamina semester pertama ta­hun ini mencapai 520.360 boepd atau naik 11,9% dibandingkan dengan realisasi semester 1-2013.
“Peningkatan produksi ini cukup men­ janjikan bagi tercapainya target Pertami­ na untuk dapat memproduksi sebanyak 2,2 juta boepd pada 2025,” kata Ali dalam siaran resminya, Minggu (7/9).
Peningkatan produksi migas, lanjut dia, utamanya berasal dari blok Perta­ mina di luar negeri yang digarap melalui PT Pertamina International Exploration and Production. Selain itu, tambahan produksi juga diperoleh dari blok dalam negeri di bawah PT Pertamina Hulu Energi (PHE).
“Dari operasi di luar negeri, Pertamina mendapatkan tambahan produksi sebe­ sar 57.090 bph,” ujar Ali. Rincinya, dari Blok 405a yang mencakup Lapangan Menzel Lejmat North (MLN), Ourhoud, dan EMK di Aljazair sebesar 21 ribu bph dan West Qurna-1 di Irak 36 ribu bph.
Produksi migas dari luar negeri akan diperbesar dengan semakin gencarnya ekspansi Pertamina. Produksi dari blok di luar negeri akan terus digenjot hingga mencapai 600 ribu boepd pada 2025 nan­ ti. Menurut Direktur Hulu Pertamina M Husen, perseroan akan terus menambah blok baru di negara lain setiap tahunnya. Dia optimis, tahun ini pun, Pertamina akan kembali menambah blok baru di luar negeri.
“Tetapi kami tidak bisa mengungkap­ kan lokasinya karena terikat keraha­ siaan. Namun begitu nanti sudah selesai (akuisisi), pasti diumumkan,” kata dia. Sebelumnya, dia sempat menyebutkan blok-blok di Afrika Barat dan Afrika Ti­ mur memiliki potensi cukup bagus me­ ngingat besarnya temuan cadangan yang baru-baru ini diperoleh di wilayah ini. Salah satunya temuan cadangan hingga 400 triliun kaki kubik di Mozambik.
Untuk mencapai produksi 2,2 juta boepd, selain itu dari blok luar negeri, Per­tamina juga akan mendongkrak pro­ duksi blok eksisting menjadi 900 ribu boepd. Perseroan juga akan mengandal­ kan tambahan produksi dari peningkatan hak partisipasi 50 ribu boepd, eksplorasi domestik 140 ribu boepd, migas non kon­ vensional 200 ribu boepd, dan kontrak blok yang sudah berakhir 300 ribu boepd.
Pertamina menargetkan bisa mem­ bukukan pertumbuhan produksi sebesar 7% per tahun. “Saat ini, Pertamina secara korporat telah menjadi produsen migas terbesar di Indonesia. Pada 2018 nanti, kami bahkan optimistis dari produksi Pertamina EP saja sudah bisa meraih posisi sebagai produsen migas terbesar di Indonesia dengan target produksi sebesar 375.000 boepd,” kata Ali.
Dalam beberapa tahun belakang­an ini, produksi minyak Pertamina te­rus meng­alami kenaikan. Pada 2007, pro­ duksi minyak perseroan tercatat sebesar 143 ribu bph. Angka ini kemudian naik menjadi 150 ribu bph pada 2008, 176 ribu bph pada 2009, 191 ribu bph pa­da 2010, dan mencapai 193 ribu bph pada 2011. Produksi minyak kembali naik pada level 196 ribu bph pada 2012, 198 ribu bph pada 2013, dan mencapai 254.570 bph pada semester pertama tahun ini.
Bisnis hulu Pertamina ditargetkan bisa menyumbang lebih dari 50% dari total laba usaha tahun ini yang dipatok sebe­ sar US$ 6,67 miliar. Dalam rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) Per­ tamina tahun ini, perseroanmenargetkan bisa memperoleh pendapatan hingga US$ 79 miliar dengan laba usaha dan laba bersih perusahaan masing-masing dipatok sebesar US$ 6,67 miliar dan US$ 3,44 miliar. Pertamina juga menargetkan pertumbuhan aset konsolidasianmenjadi sebesar US$52,6 miliar.
Investor Daily, Senin 8 September 2014, hal. 9

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Related Posts

Comments are closed.