JAKARTA, KOMPAS — Bandara Internasional Juanda, Surabaya, Jawa Timur, akan ditutup sementara mulai 26 September hingga 7 Oktober mendatang. Bandara ditutup karena akan digunakan untuk latihan dan perayaan Hari Ulang Tahun Ke-69 Tentara Nasional Indonesia.Kendati demikian, penutupan bandara tidak dilakukan sehari penuh, kecuali saat geladi bersih pada 3-4 Oktober. Pada 26-30 September, latihan akan berlangsung pukul 07.00-14.00. Untuk tanggal 5-6 Oktober, latihan diliburkan. Adapun puncak peringatan HUT Ke-69 TNI tanggal 7 Oktober. ”Saat mereka berlatih, bandara akan ditutup sementara,” ujar General Manager Bandara Internasional Juanda Trikora Harjo, Minggu (7/9).
Bandara juanda
Terkait dengan latihan tersebut, menurut Trikora, akan ada 219 pesawat militer yang datang ke Bandara Juanda. Ratusan pesawat ini akan parkir di 10 parking stand di Terminal 1 dan Terminal 2 Bandara Juanda.
Menurut Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Santoso Eddy Wibowo, pemberitahuan penutupan Bandara Juanda mendadak. ”Seharusnya jika ingin menutup bandara, permintaannya diajukan tiga bulan sebelumnya. Ini mendadak sekali. Apalagi ini bandara ramai, ada ratusan jadwal penerbangan,” ujarnya.
Eddy mengatakan, pihaknya segera melakukan rapat koordinasi dengan PT Angkasa Pura I dan II, Air Navigasi, dan jajaran Perhubungan Udara. ”Kami akan bahas, cari jalan keluar apabila TNI tetap memakai Juanda,” ujarnya.
Senior Manager Komunikasi Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengatakan, jika Bandara Juanda ditutup, akan ada 80 penerbangan dari dan ke Surabaya yang terganggu setiap hari. ”Ada 15 destinasi penerbangan yang tersambung dengan Surabaya. Sementara jadwal penerbangannya ada 40. Kalau dikali dua untuk pergi dan pulang, jadi ada 80 jadwal penerbangan setiap hari,” kata Ikhsan.
Pengalaman saat Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, ditutup untuk acara internasional, pihak maskapai dan penumpang babak belur. ”Pesawat tidak bisa mendarat dan berangkat. Penumpang menumpuk di bandara selama berjam-jam,” katanya.
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan JA Barata menyarankan agar calon penumpang menjadwal ulang perjalanannya. Tiket pada jam-jam penutupan bandara juga sebaiknya tidak dijual. (ARN)
Kompas 08092014 Hal. 1