YOGYAKARTA, KOMPAS — Persoalan struktural berupa besarnya impor migas dan ekspor yang masih berorientasi komoditas sumber daya alam menyebabkan transaksi berjalan rawan defisit. Perekonomian mengandalkan masuknya dana asing agar neraca pembayaran Indonesia surplus.Suku bunga dijaga tinggi agar investor masuk ke dalam negeri. Langkah ini menimbulkan komplikasi di sektor riil karena ekspansi pengusaha terhambat.
”Kalau tidak memperbaiki defisit fiskal dan transaksi berjalan, kita akan menjadi salah satu negara yang ditinggalkan investor asing,” kata pengajar Unika Atma Jaya Jakarta, A Prasetyantoko, di Jakarta, Senin (25/8).
Neraca pembayaran Indonesia (NPI) tergantung pada dana asing. Kondisi ini membuat fundamental perekonomian dalam negeri rapuh karena sewaktu-waktu dana asing bisa meninggalkan Indonesia. Langkah bank sentral Amerika Serikat, The Fed, yang diprediksi akan menaikkan suku bunga berpotensi memicu keluarnya dana asing tersebut.
”Untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan yang ada sekarang, kita masih butuh dana asing besar. Ketergantungan pada modal asing masih besar. Profil ini berisiko tinggi karena ada potensi dana keluar sewaktu-waktu,” katanya.
Kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi, menurut Prasetyantoko, menjadi langkah rasional jangka pendek yang mesti dilakukan pemerintah. Langkah ini tidak saja memperbaiki fiskal, tetapi juga transaksi berjalan.
Ketergantungan tinggiTingginya ketergantungan terhadap dana asing terlihat dari NPI. Komponen utama NPI berupa transaksi berjalan dan neraca modal-finansial. Setidaknya, sejak tahun 2012, transaksi berjalan defisit karena impor migas besar dan ekspor nonmigas tertekan turunnya harga komoditas dunia. Neraca finansial-modal harus surplus agar NPI surplus.
Defisit transaksi berjalan triwulan II-2014 mencapai 9,113 miliar dollar AS, meningkat dibandingkan triwulan I-2014 yang sebesar 4,151 miliar dollar AS. Defisit terutama disebabkan impor migas yang pada triwulan II-2014 mencapai 10,678 miliar dollar AS.
Namun, NPI triwulan II-2014 surplus 4,297 miliar dollar AS. Surplus NPI ditopang surplus transaksi finansial 14,512 miliar dollar AS. Transaksi finansial, antara lain, berupa investasi langsung 4,824 miliar dollar AS dan portofolio 7,704 miliar dollar AS.
Pekan lalu, Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo menyatakan, kebijakan moneter ketat oleh BI dan fiskal ketat oleh Kementerian Keuangan membuahkan hasil. Namun, besarnya defisit transaksi migas membuat transaksi berjalan secara keseluruhan tetap defisit.
”Untuk memperbaiki defisit transaksi berjalan, diperlukan usaha menangani defisit yang besar di migas. Upaya meningkatkan transaksi pendapatan dan jasa juga dilakukan,” katanya.
Agus mengingatkan, perekonomian Indonesia tidak boleh melulu mengandalkan transaksi modal dan finansial.
”Nanti kalau kena di transaksi modal-finansial, sedangkan transaksi berjalan belum membaik, akan jadi buruk. Negara yang memiliki transaksi berjalan lemah akan dianggap lemah pula fundamental ekonominya. Dana-dana dunia tidak terlalu tertarik masuk ke negara yang fundamental ekonominya lemah,” ujarnya.
Dana asing yang masuk ke Indonesia dalam bentuk investasi langsung dan portofolio lebih dari Rp 145 triliun pada periode Januari-Agustus 2014.
Menteri Keuangan M Chatib Basri dalam rapat Badan Anggaran DPR pekan lalu menyatakan, The Fed mungkin saja meningkatkan suku bunga lebih dari 100 basis poin. (LAS)
Kompas 26082014 Hal. 18
”Kalau tidak memperbaiki defisit fiskal dan transaksi berjalan, kita akan menjadi salah satu negara yang ditinggalkan investor asing,” kata pengajar Unika Atma Jaya Jakarta, A Prasetyantoko, di Jakarta, Senin (25/8).
Neraca pembayaran Indonesia (NPI) tergantung pada dana asing. Kondisi ini membuat fundamental perekonomian dalam negeri rapuh karena sewaktu-waktu dana asing bisa meninggalkan Indonesia. Langkah bank sentral Amerika Serikat, The Fed, yang diprediksi akan menaikkan suku bunga berpotensi memicu keluarnya dana asing tersebut.
”Untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan yang ada sekarang, kita masih butuh dana asing besar. Ketergantungan pada modal asing masih besar. Profil ini berisiko tinggi karena ada potensi dana keluar sewaktu-waktu,” katanya.
Kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi, menurut Prasetyantoko, menjadi langkah rasional jangka pendek yang mesti dilakukan pemerintah. Langkah ini tidak saja memperbaiki fiskal, tetapi juga transaksi berjalan.
Ketergantungan tinggiTingginya ketergantungan terhadap dana asing terlihat dari NPI. Komponen utama NPI berupa transaksi berjalan dan neraca modal-finansial. Setidaknya, sejak tahun 2012, transaksi berjalan defisit karena impor migas besar dan ekspor nonmigas tertekan turunnya harga komoditas dunia. Neraca finansial-modal harus surplus agar NPI surplus.
Defisit transaksi berjalan triwulan II-2014 mencapai 9,113 miliar dollar AS, meningkat dibandingkan triwulan I-2014 yang sebesar 4,151 miliar dollar AS. Defisit terutama disebabkan impor migas yang pada triwulan II-2014 mencapai 10,678 miliar dollar AS.
Namun, NPI triwulan II-2014 surplus 4,297 miliar dollar AS. Surplus NPI ditopang surplus transaksi finansial 14,512 miliar dollar AS. Transaksi finansial, antara lain, berupa investasi langsung 4,824 miliar dollar AS dan portofolio 7,704 miliar dollar AS.
Pekan lalu, Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo menyatakan, kebijakan moneter ketat oleh BI dan fiskal ketat oleh Kementerian Keuangan membuahkan hasil. Namun, besarnya defisit transaksi migas membuat transaksi berjalan secara keseluruhan tetap defisit.
”Untuk memperbaiki defisit transaksi berjalan, diperlukan usaha menangani defisit yang besar di migas. Upaya meningkatkan transaksi pendapatan dan jasa juga dilakukan,” katanya.
Agus mengingatkan, perekonomian Indonesia tidak boleh melulu mengandalkan transaksi modal dan finansial.
”Nanti kalau kena di transaksi modal-finansial, sedangkan transaksi berjalan belum membaik, akan jadi buruk. Negara yang memiliki transaksi berjalan lemah akan dianggap lemah pula fundamental ekonominya. Dana-dana dunia tidak terlalu tertarik masuk ke negara yang fundamental ekonominya lemah,” ujarnya.
Dana asing yang masuk ke Indonesia dalam bentuk investasi langsung dan portofolio lebih dari Rp 145 triliun pada periode Januari-Agustus 2014.
Menteri Keuangan M Chatib Basri dalam rapat Badan Anggaran DPR pekan lalu menyatakan, The Fed mungkin saja meningkatkan suku bunga lebih dari 100 basis poin. (LAS)
Kompas 26082014 Hal. 18