JAKARTA, KOMPAS — Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan menegaskan pentingnya proses konsolidasi yang berkelanjutan dalam upaya pengurangan perusahaan-perusahaan milik negara. Hal itu terkait dengan potensi terus membaiknya perusahaan milik negara sehingga bisa menjadi tumpuan pembangunan.”Kami memiliki lebih dari 100 perusahaan milik negara. Akan tetapi, kami masih memikirkan jalan keluar yang lebih tepat agar memberikan kontribusi yang lebih besar,” kata Dahlan dalam acara BUMN Marketing Award 2014, Kamis (21/8), di Jakarta.
Menurut Dahlan, memiliki ratusan perusahaan bukan sebuah tolok ukur keberhasilan. Apalagi, jika perusahaan tersebut tidak menjadi salah satu dari tiga poin utama, yaitu mesin pertumbuhan ekonomi, kebanggaan nasional, dan alat ketahanan nasional.
Saat ini, total ada 138 BUMN yang terdiri dari 20 BUMN terdaftar di bursa, 104 BUMN biasa, dan 14 perusahaan umum (perum). Pemerintah baru-baru ini menginisiasikan terbentuknya dua perusahaan induk baru dari beberapa perusahaan BUMN. Dua perusahaan tersebut adalah induk BUMN perkebunan dan induk BUMN kehutanan.
Juru bicara BUMN Marketeers Club, Hadi M Djuraid, mengharapkan pengurangan atau penggabungan BUMN tidak berhenti pada dua induk saja. Hal itu harus dilanjutkan pemerintah baru dengan kemauan politik yang kuat.
”Hal tersebut bisa dilakukan dengan tiga strategi, yaitu pembuatan induk perusahaan, merger, dan akuisisi. Dengan pengurangan ataupun penggabungan BUMN, akan membuat struktur yang lebih efisien dan efektif. Sebab, BUMN adalah ujung tombak pemerintah dalam menjalankan agenda pembangunan,” kata Hadi.
Hadi mencontohkan, 80 persen dari Rp 3.500 triliun aset total dimiliki oleh 30 BUMN. BUMN tersebut juga menyumbangkan laba bersih 80 persen dari total laba.
Sekretaris Jenderal Marketeers Club Hermawan Kartajaya menitikberatkan pada adanya mandat yang lebih jelas dan terukur kepada BUMN ke depan. Selama ini BUMN sulit bersinergi karena tidak jelasnya aturan antara perusahaan yang satu dan yang lain.
Penggantian dirut
Salah satu hal yang juga menjadi perhatian Marketeers Club adalah belum setaranya ruang gerak antara BUMN dan dunia usaha swasta serta masih tingginya intervensi nonkorporasi terhadap BUMN. Intervensi ini dilakukan oleh berbagai pihak, seperti LSM, swasta, dan legislatif.
Menurut Hermawan, hal ini juga perlu menjadi perhatian pemerintah ke depan sehingga tak ada lagi direktur utama yang mundur karena adanya intervensi.
Saat disinggung mengenai pengunduran diri Karen Agustiawan sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Dahlan belum mau menyebut nama pengganti dari tiga nama yang telah diusulkan sebelumnya.
”Belum bisa disebutkan sekarang. Namun, hari ini ada keputusan Mahkamah Konstitusi terkait presiden terpilih. Saya berharap, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan koordinasi dengan presiden terpilih terkait hal ini,” kata Dahlan.
Menurut dia, hal itu memang menjadi perhatian Presiden SBY karena menginstruksikan untuk tidak mengambil kebijakan penting saat masa transisi. Hal yang sama juga berlaku untuk nama yang akan diusulkan menjadi Direktur Utama PT Garuda Indonesia.
Sebelumnya, Dahlan menyerahkan penghargaan Chief Marketing Officer BUMN Terbaik kepada Septika Noegraheni Widyasrini, Chief Executive Officer Telin Singapura, anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Penghargaan yang sama juga diberikan kepada Bambang Eko Martono, Managing Director of Commerce PT Kereta Api Indonesia (Persero), dan Firman Taufick, Kepala Divisi Marketing Communication BRI. (A10)
Kompas 22082014 Hal. 18
Menurut Dahlan, memiliki ratusan perusahaan bukan sebuah tolok ukur keberhasilan. Apalagi, jika perusahaan tersebut tidak menjadi salah satu dari tiga poin utama, yaitu mesin pertumbuhan ekonomi, kebanggaan nasional, dan alat ketahanan nasional.
Saat ini, total ada 138 BUMN yang terdiri dari 20 BUMN terdaftar di bursa, 104 BUMN biasa, dan 14 perusahaan umum (perum). Pemerintah baru-baru ini menginisiasikan terbentuknya dua perusahaan induk baru dari beberapa perusahaan BUMN. Dua perusahaan tersebut adalah induk BUMN perkebunan dan induk BUMN kehutanan.
Juru bicara BUMN Marketeers Club, Hadi M Djuraid, mengharapkan pengurangan atau penggabungan BUMN tidak berhenti pada dua induk saja. Hal itu harus dilanjutkan pemerintah baru dengan kemauan politik yang kuat.
”Hal tersebut bisa dilakukan dengan tiga strategi, yaitu pembuatan induk perusahaan, merger, dan akuisisi. Dengan pengurangan ataupun penggabungan BUMN, akan membuat struktur yang lebih efisien dan efektif. Sebab, BUMN adalah ujung tombak pemerintah dalam menjalankan agenda pembangunan,” kata Hadi.
Hadi mencontohkan, 80 persen dari Rp 3.500 triliun aset total dimiliki oleh 30 BUMN. BUMN tersebut juga menyumbangkan laba bersih 80 persen dari total laba.
Sekretaris Jenderal Marketeers Club Hermawan Kartajaya menitikberatkan pada adanya mandat yang lebih jelas dan terukur kepada BUMN ke depan. Selama ini BUMN sulit bersinergi karena tidak jelasnya aturan antara perusahaan yang satu dan yang lain.
Penggantian dirut
Salah satu hal yang juga menjadi perhatian Marketeers Club adalah belum setaranya ruang gerak antara BUMN dan dunia usaha swasta serta masih tingginya intervensi nonkorporasi terhadap BUMN. Intervensi ini dilakukan oleh berbagai pihak, seperti LSM, swasta, dan legislatif.
Menurut Hermawan, hal ini juga perlu menjadi perhatian pemerintah ke depan sehingga tak ada lagi direktur utama yang mundur karena adanya intervensi.
Saat disinggung mengenai pengunduran diri Karen Agustiawan sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Dahlan belum mau menyebut nama pengganti dari tiga nama yang telah diusulkan sebelumnya.
”Belum bisa disebutkan sekarang. Namun, hari ini ada keputusan Mahkamah Konstitusi terkait presiden terpilih. Saya berharap, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan koordinasi dengan presiden terpilih terkait hal ini,” kata Dahlan.
Menurut dia, hal itu memang menjadi perhatian Presiden SBY karena menginstruksikan untuk tidak mengambil kebijakan penting saat masa transisi. Hal yang sama juga berlaku untuk nama yang akan diusulkan menjadi Direktur Utama PT Garuda Indonesia.
Sebelumnya, Dahlan menyerahkan penghargaan Chief Marketing Officer BUMN Terbaik kepada Septika Noegraheni Widyasrini, Chief Executive Officer Telin Singapura, anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Penghargaan yang sama juga diberikan kepada Bambang Eko Martono, Managing Director of Commerce PT Kereta Api Indonesia (Persero), dan Firman Taufick, Kepala Divisi Marketing Communication BRI. (A10)
Kompas 22082014 Hal. 18