Empat Waralaba Asing Jajaki Pasar Indonesia

JAKARTA – Sebanyak empat peru­ sahaan waralaba asal Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Australia menjajaki pasar Indonesia. Perusahaan-perusa­ haan tersebut bergerak di bidang obat herbal serta makanan seperti kopi dan kue (pastry).
“Mereka menyurati saya sebelum Pilpres kemarin. Saya sudah jawab, tapi belum ada respons lagi. Se­per­ tinya mereka menunggu setelah pe­ merintahan baru diumumkan,” kata Ketua Komite Tetap Waralaba dan Lisensi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Amir Karamoy usai jumpa pers Franchise and License Expo Indonesia (FLEI) 2014 di Jakarta, Rabu (20/8).
Dia mengatakan, perusahaan-peru­ sahaan tersebut menanyakan peluang dan potensi pasar bisnis waralaba dan lisensi di Indonesia, termasuk masalah regulasi. Selain itu, jelas dia, perusahaan-perusahaan itu menanya­ kan soal otonomi daerah.
“Mereka menilai kondisi bisnis di Jakarta bagus. Namun, ketika masuk ke luar Jakarta iklimnya berbeda dan sulit. Mereka juga memastikan soal jaminan suplai bahan baku, karena biasanya mereka tidak ingin bahan baku harus diimpor,” papar dia.
Dalam pandangan dia, pemerintah harus fokus membina pengusahapeng­usaha lokal agar bisa mening­ katkan kualitas produk. Dengan de­ mikian, perusahaan asing tidak perlu lagi mengimpor bahan baku. Salah satu alasan asing masuk Indonesia adalah mendekati sumber daya dan bahan baku.
Amir mengatakan, pasar waralaba dan lisensi Indonesiamasih berpotensi untuk bertumbuh. Buktinya, dalam FLEI 2014, banyak peserta dari luar negeri, di antaranya dari Korea Selatan (Korsel), Malaysia, Singapura, dan Fi­ lipina. Hambatan mereka adalah men­ cari mitra lokal yang dapat dipercaya.
FLEI 2014 rencananya digelar pada 12-14 September 2014 di Jakarta Con­ vention Center, Senayan. Ekshibisi tahunan itu akan menampilkan sekitar 200 merek waralaba lokal dan asing.
“Saya harap pemerintahan baru akan lebih fokus mendukung sek­ tor waralaba dan lisensi Indonesia, terutama soal aturan yang berlaku,” tandas dia.
Menurut Amir, saat ini, nilai bisnis waralaba dan lisensi nasional berkisar Rp 180 triliun. Dari jumlah itu, sekitar 40%merupakanbisniswaralaba. Sektor makananme­nguasai hingga 60% bisnis waralaba. Bisnis waralaba dan lisensi bidang travel dan klinik mulai menun­ jukkan tren pertumbuhan signifikan. “Pertumbuhan bisnis ini saya kira bisa sekitar 8-10% per tahun. Asing masih mendominasi,” kata Amir.
Sementara itu, Sekjen Perhimpu­ nan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) Emir Zullarwan Pohanmenga­ takan, saat ini, terdapat sekitar 2.100 merek bisnis waralaba di Indonesia. Sekitar 400 diantaranya adalah milik asing, sedangkan sisanya milik In­ donesia.
Dari angka itu, kata Emir, 170 mi­ lik asing sudah mengantongi surat tanda pendaftaran waralaba (STPW), sedang­kan Indonesia baru 30.
“Bisnis waralaba harus dipriori­ taskan karena sektor ini dampaknya menciptakanentrepreneur dan lapang­ an kerja, yang merupakan salah satu cara efektif menampung pengang­ guran. Karena itu, sistem peraturan harus pasti dan mendukung,” tegas dia. (eme)
Investor Daily, 21 Agustus 2014, hal. 26

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Recent Posts

Comments are closed.