ESDM Susun Neraca Sumber Daya Alam

JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyusun neraca sumber daya alam dan cadangan yang terkandung di bumi Indonesia. Neraca ini menjadi acuan kebijakan pemerintah dalam memanfaatkan sumber daya menjadi pemenuhan energi bukan sebagai komoditas yang hanya diperjualbelikan semata.
Kepala Badan Geologi ESDM Suronomengatakan, kandungan sumber daya alamharus diketahui secara pasti jumlahnya melalui pengumpulan data. Sejumlah pihak termasuk pemerintah daerah dilibatkan dalam hal ini.
“Bagaimana mungkin pemerintah mengatur tapi tidak punya data berapa banyak sumber daya yang dimiliki. Akhir tahun ini kami targetkan selesai penyusunan neracanya,” kata Surono ditemui usai acara pengembangan Sistem Informasi Geografis Nasional (Signas) sumber daya geologi di Jakarta, Rabu (20/8).
Surono menjelaskan neraca tersebut bisa menjadi dasar pemerintah mengambil kebijakan. Dia mencontohkan Indonesia memiliki potensi batubara hanya 3% di dunia atau sekitar 161 miliar ton. Meski potensi itu lebih kecil dibandingkan Tiongkok dan Amerika Serikat, tapi Indonesia menjadi negara pengekspor batubara terbesar di dunia. Dia tidak ingin Indonesia malah menjadi pengimpor batubara dikemudian hari akibat ekspor berlebih. Pasalnya hal serupa telah terjadi di sektor minyak bumi dengan mengimpor bahan bakar minyak guna memenuhi kebutuhan dalam negeri padahal dulu Indonesia menjadi pengekspor minyak.
“Melalui neraca itu nantinya pemerintah bisa menentukan apakah menghentikan ekspor sumber daya dan digunakan untuk kebutuhan dalam negeri,” ujarnya. Dia mengatakan, kebijakan peme­rin­ tahmenerapkanlaranganekspormi­neral mentah dan mewajibkan pem­bangunan pabrik pengolahan pemurnian (smelter) di dalamnegeri harus didukung semua pihak. Pasalnya smelter memiliki multiplier effect yang besar.
Dia menyebut smelter mem­buka lapangan kerja mulai dari tenaga kasar hingga tenaga ahli. Selain itu roda perekonomian disekitar smelter pun bergulir. “Kalau pertambangan cuma sekedar keruk dan jual maka akan jadi bangsa yang tidak berdaulat. Harus ada peningkatan nilai tambah,” jelasnya. (rap)
Investor Daily, 21 Agustus 2014, hal. 9

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Related Posts

Comments are closed.