Semester II, Kinerja Garuda Akan Membaik

Jakarta – Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia Tbk Emirsyah Satar optimis kinerja keuangan Garuda akan membaik pada semester -II 2014. Itu sejalan dengan masuknya masa puncak (peak season) permintaan jasa layanan penerbangan, termasuk angkutan haji dan liburan yang akan mendongkrak pendapatan perusahaan.
S e d a n g k a n p e n u r u n a n kinerja keuangan Garuda pada semester I-2014 setidaknya dipicu tiga hal, yakni terlalu dalamnya de­presiasi nilai tukar rupiah ter­hadap dolar AS, adanya low season, serta investasi besar-be­saran yang harus dikeluarkan mas­kapai pelat merah tersebut. Kendati berhasil meraih pen­dapatan ope­ rasi (operating re­venue) se­besar US$ 1.738,4 juta, atau naik tipis 0,7%, Garuda mem­bukukan ke­ rugian sebesar US$ 211,7 juta pa­da semester I-2014.
“Semester I, pendapatan se­lalu lebih rendah, karena ma­suk low season. Dampak dari kurs juga sangat besar pa­da 2014. Operating profit te­rus menurun dari bulan ke bu­lan. Tapi setelah itu (masuk peak season), kondisi pada Juni dan Juli sudah membaik,” kata Emir­syah saat konferensi pers di kantor Garuda Cengkareng, Ban­ten, Jumat (8/8). Tahun ini, lanjut dia, Garuda ber­investasi cukup besar se­ hingga berpengaruh pada la­ poran keuangan.
Tahun ini manajemen Garuda me­mu­tus­ kan berinvestasi untuk pem­ belian pesawat dan pembukaan rute.
“Karena industrinya tumbuh te­rus, Garuda harus bergerak, tidak bisa diam. Kalau tidak me­lakukan itu, kami akan ke­ hi­langan market share. Jadi, kalau untuk bisnis ini harus ada investasi untuk masa depan. Ka­ lau masalah keuangan, nggak ada masalah, kinerja memang ter­tekan akibat ekonomi mak­ ro,” ujar Emirsyah.
Direktur Keuangan Garuda Han­drito Harjitomenambahkan, depresiasi rupiah sangat me­ ru­gikan perusahaan. Setiap pe­nurunan nilai tukar rupiah se­ besar Rp 100 terhadap dolar AS, kata dia, itu akan berdampak pa­da penurunanoperating profit sekitar US$ 10 – 12 juta.
Dia juga menyebutkan untuk kuartal III tahun ini Garuda mem­butuhkan penambahan modal yang bisa diperoleh dari right issue dan penjualan asetaset yang kurang produktif. Se­mentara itu, Garuda juga ber­harap pendapatan dari pe­ nerbangan haji pada semester II ta­hun ini cukup besar sehingga bisa menambah keuntungan. “Biasanya penerbangan haji pada se­mester dua kontribusinya se­ kitar 5% terhadap pendapatan, ka­mi harap bisa lebih,” kata dia.
Tunda Buka Rute
Setelah membukukan pen­ dapatan yang tidak meng­gem­ birakan pada semester I-2014, Garuda Indonesia akan me­ nunda pembukaan beberapa ru­te internasional baru, seperti Mumbai (India) dan Manila (Filipina). Garuda menunda pem­bukaan rute keMumbai dan Manila yang rencananya dirilis Desember tahun ini.
Emirsyah Satar mengatakan, pe­nundaan pembukaan rute pe­nerbangan ke luar negeri me­rupakan salah satu strategi bis­nis Garuda tahun ini.
“Langkah ke depan, Garuda un­tuk menjawab tantangan ini yaitu memperkuat rute do­ mestik, menutup, atau me­ngu­ rangi frekuensi di rute yang ku­rang menguntungkan, juga menunda rencana pembukaan beberapa r ute bar u seper ti ke Mumbai dan Manila. Kami ju­ga akan mempercepat phase out pesawat tua dan mem­ pertahankan pesawat wide bo­dy untuk beberapa tahun ke de­ pan,” papar dia.
Emirsyah menuturkan, ji­ka kondisi ekonomi global su­ dah membaik, Garuda akan me­ninjau kembali ekspansi di rute internasional. Sementara itu, maskapai penerbangan nasional ini akan memperkuat posisi di SkyTeam dan me­man­ faatkan ja­ringan kerja sama rute internasional atau code share da­ri aliansi dunia ini. Code share yang dimaksud yakni ker­ja sama penjualan tiket mas­ kapai asing oleh Garuda dan se­baliknya. Penggunaan code share antarmaskapai ini dinilai lebih menguntungkan, karena Ga­ruda tidak mengeluarkan bia­ya operasional pesawat, tetapi mendapat pemasukan dari bagi hasil penjualan tiket.
“Kami akan memanfaatkan aliansi SkyTeam dengan mem­ buka code share. Kami bisa me­neruskan penumpang ke Los Angeles dan Seattle dari Ha­neda, itu kerja sama dengan Del­ta Airlines. Lalu misalnya ke Eropa, kami ada direct flight Ja­karta-Amsterdam, kemudian bisa melanjutkan penerbangan ke negara-negara Eropa lain de­ngan KLM dan Air France,” pa­par dia.
Sementara itu, tahun ini Ga­ ruda akan lebih fokus m­e­ngem­ bangkan rute domestik. Direktur Pen­jualan dan Pemasaran Ga­ ruda Erick Meijer mengaku su­dah menyiapkan dua strategi khusus untuk menggarap po­ tensi bisnis penerbangan di In­donesia.
Pertama, membuka rute yang menghubungkan daerah ter­ pencil dengan memakai pe­sa­wat jet ATR 72-600. Kedua, mem­ buka penerbangan langsung an­tarkota besar di Indonesia. “Se­benarnya ini sudah mulai ka­mi lakukan pada semester satu tahun ini dan akan terus ka­mi lanjutkan pada semester II,” kata Erick.
Sebagai strategi penjualan, ka­ta Erick, Garuda akan lebih agresif dengan menggandeng per­usahaan dalam negeri untuk me­nyediakan jasa penerbangan, termasuk dengan pemerintah dae­rah untuk mendukung per­ kembangan daerah tersebut. Se­dangkan strategi marketing yang diterapkan antara lain pen­jualan tiket harga promosi di waktu-waktu tertentu, seperti li­buran sekolah.
“Banyak per usahaan mu­ lai sadar kalau terbang de­ ngan Garuda itu lebih meng­ untungkan. Kedua, kami juga akan melakukan kerja sama de­ngan travel agent baik dalam mau­pun luar negeri untuk penjual­an tiketnya,” jelas dia.
Investor Daily, Senin 11 Agustus 2014, hal. 6

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Related Posts

Comments are closed.