Gandeng Antam, Freeport Berkomitmen Bangun Smelter Tahun Ini

JAKARTA – PT Freeport Indonesia menegaskan komitmennya membangun pabrik pengolahan dan pemurnian mineral di dalam negeri (smelter) dengan kapasitas 400 ribu ton tembaga katoda. Rencananya, pembangunan smelter yang akan melibatkan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk itu, bakal dimulai tahun ini.
“Insya Allah bisa groundbreaking tahun ini,” kata Presiden Direktur Freeport Indonesia Rozik B. Sutjipto di Jakarta, Kamis (7/8).
Rozik mengatakan, investasi pem­ bangunan sebesar US$ 2,3miliar bakal ditanggung sepenuhnya olehFreeport. Namun dia enggan memastikan apa­ kah lokasi smelter berada di Gresik, Jawa Timur. Pasalnya ada lokasi alternatif lain yang berada di Papua.
Dia mengungkapkan, Antam di­ pilih lantaran melihat kompetensi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut. Namun dia menyebut pem­ bahasan dengan Antam terkait smelter masih berlangsung.
“Antam lebih banyak membantu penyelesaian masalah lingkungan, perizinan. Mereka memiliki pengalaman. Tapi kami sedang formulasikan bentuk kerjasamanya,” kata Rozik.
Rozik menuturkan hingga saat ini pihaknya belum memiliki mitra yang bekerjasama membangun smelter. Kerjasama dengan PTNewmont Nusa Tenggara (NNT) masih sebatas nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU). Rencananya NNT bakal memasok konsentrat tembaga ke smelter tersebut.
“Newmont kan masih ada masalah dengan pemerintah. Jadi Kami tunggu (penyelesaiannya),” ujarnya. Meski belum memiliki mitra, Rozik menegaskan pembangunan smelter tetap berjalan.
Secara terpisah, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, R. Sukhyar menuturkan pihaknya bakal melakukan verifikasi lapangan pembangunansmeltersetiap enam bulan. Verifikasi itu dilakukan setelah Surat Persetujuan Ekspor (SPE) dimiliki oleh perusahaan per­ tambangan.
Untuk verifikasi smelter Freeport bakal dilaksanakan pada Februari 2015 mendatang. Apabila dalam enam bulan itu progres pembangunan tidak mencapai 60% dari rencana kerja yang ditentukan maka kegiatan ekspor bakal dihentikan. “Sebagai contoh ren­ cana kerja penyediaan lahan smelter. Ketika proses verifikasi berlangsung dan ternyata belum 60% progres maka kegiatan ekspor otomatis dihentikan,” tegasnya.
Mulai Ekspor
Sementara itu, Freeport juga mulai mengekspor konsentrat, setelah sempat tertunda karena faktor cuaca dan mengerasnya stok konsentrat. Menurut Rozik, Freeport mulai me­ng­ekspor 10.000 dry metrik ton (DMT) konsentrat pada pukul 15.00, dengan tujuan Tiongkok.
“Harusnya kita sudah bisa ekspor mulai tanggal 5 , tapi karena faktor cuaca, terkendala hujan dan pasang surut air laut, ekspor tertenuda,” Rozik.
Dia mengatakan, salah satu kendala teknis lain adalah mengerasnya stok produksi konsentrat tembaga karena menumpuk berbulan-bulan, sehingga mengganggu pengangkutan ke kapal.
Rozik menuturkan, Freeport juga bakal melakukan ekspor konsentrat tembaga mencapai 48.000 DMT de­ ngan tujuan Spanyol pada pertengah­ an Agustus mendatang. “Ada kapal baru masuk hari ini. Itu tujuannya ke Spanyol,” ujarnya.
Ekspor konsentrat Freeport kem­ bali digelar setelah tercapainya ke­ sepakatan renegosiasi kontrak karya dengan pemerintah. Nota kesepahaman amendeman kontrak pertam­ bangan ditandatangani pada 25 Juli. Pasca penandatanganan itu Freeport mengantongi Surat Persetujuan Ek­ spor (SPE) dari Kementerian Perda­ gangan. Adapun kuota ekspor Free­ port hingga akhir tahun ini mencapai 750.000 ton.
Kegiatan ekspor yang dilakukan Freeport ini sekaligus merupakan ekspor perdana sejak pemerintah mengeluarkan aturan pelarangan eks­ por bijih mineral pada 12 Januari lalu.
Freeport juga mengantongi izin ekspor setelah dinilai memenuhi berbagai persyaratan yang ditentukan pemerintah, antara lain komitmen membangun smelter dan membayar bea keluar (BK) sesuai ketentuan yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK). Jumlah BK yang dibayar Freeport konon mencapai Rp 19,86miliar, atau 7,5% dari ekspor. (es)
Sumber: Investor Daily. 08-08-2014. hal: 9

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Related Posts

Comments are closed.