Triwulan II-2014: Realisasi Investasi Capai Rp. 116,7 Triliun

JAKARTA – Realisasi penanaman modal pada triwulan II-2014 mencapai sebesar Rp 116,7 triliun atau naik 16% dibanding periode sama tahun lalu, sebesar Rp 99,8 triliun.
Hal itu diungkapkan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar. Dia menjelaskan, realisasi investasi kali ini terdiri dari PMA Rp 78 triliun dan PMDN Rp 38 triliun.
“Angka triwulanan ini mencapai rekor tertinggi. Kita harapkan tingkat investasi yang tinggi ini bisa dipertahankan,” kata Kepala BKPM Mahendra Siregar, di kantornya, Jakarta, Kamis (24/7).
Menurut Mahendra untuk keempat kalinya realisasi investasi BKPMkembali menembus Rp 100 triliun. Sebelumnya realisasi investasi triwulan III-2013 mencapai Rp 100,5 triliun, triwulan IV-2013 Rp 105,3 triliun, dan triwulan I-2014 Rp 106 triliun.
Bila dilihat secara kumulatif realisasi investasi semester I-2014 sebesar Rp 222,8 triliun, terdiri dari realisasi investasi PMDN Rp 72,8 triliun dan realisasi investasi PMA sebesar Rp 150 triliun. Sedangkan dilihat dari sebaran investasi berdasarkan wilayah pada semester I-2014, realisasi investasi di Pulau Jawa sebesar Rp 131,1 triliun dan realisasi investasi di luar Jawa sebesar Rp 91,7 triliun.Realisasi investasi di luar Pulau Jawa meningkat 10,1% jika dibandingkan semester I-2013 sebesar Rp 83,3 triliun.
Mahendra mengatakan dengan terpilihnya presiden baru Jokowi membuat prospek investasi semakin membaik. Hal utama yang dilihat investor adalah bagaimana presiden baru meningkatkan investasi melalui beberapa kebijakan.
Menurut dia Indonesia sudah mempunyai keunggulan yaitu pertumbuhan konsumsi masyarakat yang cukup tinggi ditambah kelas menengahnya yang terus naik. Dua keunggulan ini harus disempurnakan dengan kebijakan investasi.
Sementara itu, Pengamat Ekonomi Standard Chartered Bank Eric Sugandi mengatakan kebijakan BI mengenai BI ratesebesar 7,5% berdampak pada penurunan impor sehingga mempengaruhi iklim investasi.
Menurut dia agar iklim investasi tetap tumbuh, pemerintah harus mengeluarkan kebijakan yang pro investasi seperti peningkatan PTSP, dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah dalamurusan pembebasan lahan.
Eric mengatakan sektor sektor yang masih menjadi incaran investor asing adalah pertambangan, consumer good, otomotif dan transportasi.
“Prospek iklim investasi di Indonesia masih cukup cerah yang penting kebijakan investasi,” ujar dia.
Proyek Baru
Sementara itu, Mahendra menjelaskan, dari segi bentuk investasi terdapat proyek PMA baru sepanjang semester I-2014, senilai Rp 98 triliun (65,8%). Jumlah ini lebih besar dibanding proyek perluasan sebesar 51,3 triliun (34,2%).
“Persentase proyek baru jauh lebih tinggi dari pada perluasan. Ini penting melihat perubahan tren lima tahun terakhir. Karena pada 2010, investasi perluasan lebih tinggi, sedangkan pada periode 2013-2014 investasi baru yang lebih tinggi,” tutur Mahendra.
Dia menjelaskan BKPM juga terus menyempurnakan kebijakan investasi seperti meningkatkan koordinasi dengan pemerintah daerah dalam menambah Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan pembebasan lahan.
Menurutnya, tahun ini kita menyambut angka investasi baru dengan gembira dan mengantispasi bahwa pada tahuntahun berikutnya akan terjadi perluasan investasi. Serta berharap investasi baru akan masuk lagi.
Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Lana Sulistyaningsi mengatakan kinerja di triwulan II sangat baik, meskipun sedang berada di masa transisi pemerintahan. “Bagus, kinerja kuartal II sangat baik. Padahal, saya berpikir bahwa bisa jadi realisasi investasi kita di bawah Rp 90 triliun, tetapi ini hasil yang sangat baik. Meskipun sekarang kita berada di masa transisi pemerintahan. Berarti investor tidak sedang melihat bahkan khawatir dengan iklim investasi kita,” kata Lana.
Menurut Lana, pemerintah sekarang maupun yang baru harus memperbaiki infrastruktur, untuk menambah dorongan realisasi pada triwulan III-IV.(c02)
Investor Daily, Jumat 25 Juli 2014, hal. 34

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Related Posts

Comments are closed.