Konstruksi Skala Besar MRT Mulai Dibangun di Senayan dan Setiabudi

JAKARTA – Tahapan konstruksi skala besar Mass Rapid Transit (MRT) kini sudah sampai di titik Se­ nayan dan Setiabudi. Konstruksi ini dimulai , Kamis (17/7), untuk tahapan pembangunan stasiun bawah tanah.
Menurut Direktur Utama PT MRT Jakarta, Dono Boestami, konstruksi yang dimaksud adalah dimulainya tahapan penggalian dan pembangunan stasiun bawah tanah di median jalan.
Sama seperti yang dilakukan sebe­ lumnya di Bundaran HI, tahapan kon­struksi ini akan membawa konse­ kuensi perubahan lajur lalu lintas se­cara permanen selama kurang lebih empat tahun di kedua lokasi yang akan dilakukan konstruksi skala besar itu.
“Bagian tengah median jalan akan ditutup secara permanen sebagai area kerja, dan lajur kendaraan akan dibuat sedikit berbelok dengan memanfaatkan lokasi jalur hijau dan tro­toar jalan yang sudah dikupas dan dilakukan pengerasan,” kata Dono dalam konferensi pers yang digelar di Hotel Crowne, Semanggi, Jakarta Selatan, Kamis (17/7).
Dono juga menjelaskan, konstruksi besar ini adalah untuk membangun sta­siun bawah tanah yang juga akan berfungsi untuk memasukkan alat Tunnel Boring Machine (TBM). Seperti juga lokasi di Sisingamangaraja, konstruksi yang dilakukan adalah untuk membuat jalur masuk terowongan mesin bor.
“Arus lalu lintas nanti yang menuju Blok M ada dua jalur, cepat dan lambat. Kami baru mempersiapkan area kerja tapi belum ada pengeboran dan gali,” kata Dono.
Idealnya, tutur dia, lahan yang di­butuhkan untuk area pekerjaan ter­sebut adalah 30 hingga 50 meter. Namun dikarenakan tidak maksimal sehingga mau tidak mau harus me­ ngorbankan satu jalur utara. Meskipun pada awalnya pihaknya susah berjanji untuk tidakmenguranho lajur.
“Janji awal kami tidak akan mengurangi lajur tapi di lapangan kami kaji lagi sehingga itu yang terbaik. Jalur selatan menuju Blok Mmasih sama 4 lajur,” terangnya
Untuk bagian di Senayan, kata Do­ no, penggalian akan memakan sekitar 200 hingga 300 meter jalan sehingga jalur lambat juga sebagian akan di­ ambil oleh jalur cepat. Sementara un­tuk di Setiabudi, nantinya stasiun ba­wah tanah akan dibuat sedikit melengkung.
“Kendalanya sekarang halte bus Karet sedang dalam proses pembongkaran terpaksa kita sedikit modifikasi lalu lintasnya. Kami siapkan stasiun box untuk alat gali bor bisa masuk. Ki­ta harus perlebar bagian ujung tunnel untuk meluncurkan ke bawah alat keluar masuk TBM,” pungkasnya.
Nantinya di lokasi – lokasi tersebut, pihak MRT akan membuat guide wall dan diapraghm wall dengan kedalaman 2 meter dengan lebar 1,4 meter. “Sampai 31 Maret 2016 kita secara bertahap gali penyangga agar dinding tidak rubuh,” pungkasnya.
Pipa Gas Bocor
Pada bagian lain, Dono mengeluhkan penggalian jaringan utilitas bawah tanah yang dilakukan pemilik utilitas yang tidak sesuai dengan standar keselamatan. Bahkan penutupan hasil penggalian utilitas terkesan dilakukan asal-asalan..
Dono mengatakan kejadian ledakan pipa gas bocor milik PT Perusahaan Gas Negara (PGN) di depan Mapolda Metro Jaya, Jalan Sudirman, Rabu (16/7) bukan disebabkan pekerjaan konstruksi yang dilakukan pihaknya.
Setelah pihaknya melakukan investigasi secara internal, Dono menyimpulkan kejadian tersebut tidak terkait langsung dengan pekerjaan persiapan konstruksi proyek MRT.
“Memang kami mengetahu terjadi ledakan pipa gas bocor yang mengakibatkan semburan api setinggi dua meter. Pagi-pagi kami langsung adakan investigasi internal. Dari hasil investigasi, dapat kami simpulkan kejadian itu tidak terkait langsung dengan pekerjaan konstruksi MRT,” kata Dono.
Menurutnya pipa gas bocor dikarenakan adanya pemindahan jaringan utilitas oleh pemilik utilitas. Pemindahan utilitas di sepanjang koridor MRTmenjadi tanggung jawab pemilik utilitas. Ada milik PT PGN, PT Telkom dan PT PLN.
“Intinya, memang ada pihak lain dalam pelaksanaan pembangunan proyek MRT. Jadi selama pekerjaan MRT phase I pasti tidak terlepas dari pekerjaan-pekerjaan pihak lain diluar kami,” ujarnya.
Pekerjaan rutin pemeliharaan dari pemilik utilitas tak dapat dihindari selama dilakukan pekerjaan proyek MRT. Namun seringkali pekerjaan rutin tersebut tidak memperhatikan standar kerja dan keselamatan. (b1)
Investor Daily, Jumat 18 Juli 2014, hal. 1

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Related Posts

Leave a Comment