BP dan Genting Oil Temukan Cadangan Gas Raksasa di Indonesia Timur

JAKARTA – Dua perusahaan migas berhasil menemukan cadangan baru di wilayah Indonesia timur, masing-masing BP Berau Limited dengan potensi cadangan gas sekitar 4-5 triliun kaki kubik dan Genting Oil Kasuri sebesar 2 triliun kaki kubik.
Penemuan ini menunjukkan masih menariknya kegiatan eksplorasi migas di Indonesia. Menurut Sekretaris SKK Migas Gde Pradnyana, temuan cadangan BP di wilayah darat (onshore) proyek Kilang Tangguh Train-3 itu berkisar 4-5 triliun kaki kubik. Temuan ini akan menjadi tambahan cadangan yang diproduksikanmelalui Train-3.
Sementara temuan cadangan Gen­ ting Oil di Blok Kasuri saat ini belum bisa diverifikasi. Pihak Genting Oil masih melakukan pemboran tambahan untuk memastikan jumlah cadangan tersebut. “Tetapi minimum cadangan yang ditemukan itu sekitar 2 triliun kaki kubik,” ujar dia.
Gde berpendapat potensi migas di Indonesia Timur masih cukup bagus mengingat banyak temuan di wilayah ini. Beberapa temuan di wilayah yang digarap BP sudah mulai diproduksikan. Sementara lainnya seperti di Blok Masela, masih dikembangkan oleh Inpex Corporation.
“Seharusnya di daerah-daerah di antara dua wilayah kerja migas ini ada juga basin-basin yang masih bisa dieks­plorasi. Sehingga prospek inves­ tasi di sini masih besar,” jelas dia.
Namun, tantangan kegiatan eksplorasi di Indonesia Timur diakuinya lebih berat. Wilayah ini belum memiliki fasilitas produksi atau bahkan akses pelabuhan yang cukup bagus seperti di wilayah barat Indonesia.
Kegagalan eksplorasi atau tidak ditemukannya cadangan juga menjadi resiko kontraktor migas yang masuk ke wilayah ini. Kegagalan eksplorasi, tambah Gde, tidak akan merugikan negara. Pasalnya, seluruh data migas, tanah, dan fasilitas lain yang dibangun oleh perusahaan migas selama masa eks­ plorasi akan menjadi milik negara jika perusahaan memutuskan untuk hengkang. Bagi perusahaan sendiri, kegagalan eksplorasi memang me­ rugikan secara finansial tetapi tidak mengganggu portofolio perusahaan.
“Mereka (perusahaan migas) melihatnya secara global, jika mereka gagal di satu negara, ada kemungkinan mereka dapat di wilayah lain, semua itu sudah diperhitungkan,” papar dia.
Kerugian yang harus ditanggung perusahaan migas akibat gagal eks­ plorasi ini cukup besar. Selama 20092013 lalu, sebanyak 12 kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) merugi US$ 1,9 miliar karena gagal menemukan cadangan dalam kegiatan eksplorasi laut dalam mereka.
Dana tersebut merupakan biaya yang telah dikeluarkan 12 kontraktor untuk menggarap 16 blok laut dalam. Ke-12 kontraktir telah melakukan eksplorasi sejak 2009 hingga 2013. Selama itu, jumlah sumur yang telah dibor mencapai 25 unit yang ternyata tidak ada cadangan migas atau volumenya tidak ekonomis.
Investor Daily, Rabu 16 Juli 2014, hal. 9

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Related Posts

Leave a Comment