Bandara di RI Segera Implementasikan Solusi TIK

JAKARTA – Bandara di Indonesia harus segera menggunakan solusi bisnis berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mengoptimalkan kinerja bandara. Bandara Soekarno-Hatta yang kini melayani 1.300 penerbangan setiap hari sudah saatnya mengimplementasikan solusi TIK.
Demikian rangkuman pendapat dari Presiden Direktur Fujitsu Indonesia AchmadSSofwan, Technical Consultan Applications Services Fujitsu Indonesia Arif Ismail Husin, dan pakar industri dan pengelolaan penerbangan Gerry F Soejatmandi Jakarta, akhir pekan lalu.
Achmad S Sofwan mengatakan, tantangan pengelola bandara ke depan yang harus diantisipasi adalah seperti kebijakanopen sky.Penambah­an bandara berkualitas international juga akan terjawab dengan penerapan solusi Fujitsu yang komprehensif ini.
Fujitsu sudah melakukan pem­ bicaraan dengan PT Angkasa Pura (Persero). TanggapanAngkasa Pura positif, namun belum ada pembi­ caraan lebih lanjut mengenai imple­mentasi penerapan solusi tersebut.
“Di Indonesia, fokus kami adalah bandara-bandara yang ditangani oleh Angkasa Pura I dan II. Jumlahnya ada sekitar 27 bandara. Kami sudah lakukan survei, danbandara-bandara itu memang sangat membutuhkan solusi untuk meningkatkan pela­ yanan,” kata Achmad.
Sementara itu, Arif Ismail Husin mengatakan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada beberapa ban­dara di Indonesia, penerapan solusi TIK seperti yang ditawarkan Fujitsu itu memang sudah sangat mendesak. Tetapi, penerapan solusiTIK itu butuh biaya yang lumayan besar.
“Saya tidak bisa menyebutkan biaya investasinya secara detail. Tetapi memang biaya investasinya tidak murah,” ujar Arif.
Dia mengatakan, dari 27 bandara tersebut, Fujitsu mengharapkan delapan bandara besar di Indone­sia bisa segera menerapkan solusi manajemen informasi transpor­ tasi udara. Ke delapan bandara itu di antarnaya adalah Soekarno Hatta Jakarta, Bandara Ngurah Rai Denpasar, Bandara Juanda Sura­ baya, Bandara Sultan Hasanudin Makasar, Bandara Kuala Namu Medan dan ada tiga bandara lainnya
“Biaya investasinya (untuk dela­ pan bandara itu) kami perkirakan hanya US$ 110 juta (sekitar Rp 1,2 triliun),” kata Arif.
Menurut Arif, penerapan solusi TIK untuk bandara itu tidak lama lagi. “Saya kira, itu tinggal tunggu regulasinya. Kalau semua sudah setuju, mudah-mudahan akhir 2014 ini, sudah ada satu bandara yang bisa implementasi,” kata Arif.
Gerry F Soejatman mengatakan, Bandara Internasional Soekarno Hatta harus segera menerapkan solusi berbasis TIK mengingat frekuensi penerbangan yang kian sibuk dan tuntunan pelayanan yang lebih baik. Saat ini, bandara di Tangerang itu melayani 1.300 penerbangan setiap hari.
“Kalau kita pasang sistem yang bagus, artinya kita bisamemastikan itu tidak decline. Sekarang yang kita takutkan adalah karena terlalu padat, karena tidak continue terus orangmenghindar dan terjadi penu­ runan. Itu akan parah dampaknya untuk Jakarta nanti,” kata Gerry.
Solusi TIK untuk sektor trans­ portasi yang ditawarkan Fujitsu, menurut Achmad, dapat diterapkan secara spesifik sesuai kebutuhan masing-masing bandara. Solusi yang ditawarkan Fujitsu dapat meningkat­ kan efisiensi, efektivitas sistem ke­ amanan serta produktivitas bandara.
Solusi TIK yang ditawarkan berba­sis applications services, di antaranya, Flight Information System (FIS), Boarding Pass dan Baggage Tag Print­er, Baggage Handling System (BHS), BaggageReconciliationSystem(BRS), Noise Monitoring System, Intruder Monitoring,Ramp Pass Managaement System, dan Network Equipment.
Solusi FIS merupakan sistem la­yanan informasi penerbangan yang disajikan secara cepat, akurat dan memadai untuk membantu penum­ pang mendapatkan informasi yang diperlukan dengan mudah bahkan via ponsel seketika.
Sedangkan solusi Boarding Pass and Baggage Tag Printer adalah sistem koordinasi bagasi dengan boarding pass, dan Baggage Handling System untuk mengoptimalkan proses penyortiran dan pengontrolan bagasi penumpang pada masing-ma­sing pesawat.
Solusi Baggage Reconsiliation Systemmerupakan sistem pengemasan bagasi ke kontainer. Setelah bagasi dipindahkan, sistem akan melakukan inspeksi untuk me­ mastikan tidak ada kesalahan dalam penandaan bagasi dan sistem ini akan terintegrasi dengan informasi jadwal penerbangan sertadatabagasi penumpang ketika ceck in. Solusi Noise Monitoring System merupakan sistemuntukmemonitor tingkat kebisingan bandara, Ramp Pass Management System untuk memperketat pengontrolan dan perizinanbagi orang-oranguntukme­ masuki area terlarang bandara, dan untuk membangun jaringan komu­ nikasi broadband dan wireless LAN berskala besar di bandara, Fujitsu punya solusi Network Equipment.
“Dengan solusi yang ditawarkan, Fujitsu berharap bandara-bandara yang menerapkannya akan men­ jadi bandara dengan layanan dan tata-kelola berkualitas tinggi, sesuai dengan standar baku internasional,” tambah Achmad Achmad. (c06)
Investor Daily, Senin 14 Juli 2014, hal. 5

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Related Posts

Leave a Comment