BAHAN BAKAR NABATI: Kilang Khusus Untuk B40

Persiapan matang mulai dilakukan untuk memastikan pelaksanaan program B40 bisa berjalan lancar mulai Januari 2025. PT Pertamina (Persero) menyiapkan dua kilangnya untuk memproduksi Biosolar yang mengandung 40% bahan bakar nabati.

INDUSTRI KELAPA SAWIT: Dua Kementerian Berbagi Tugas B50

Kementerian Pertanian dan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral bakal berbagi tugas mengawal program bauran Solar dengan bahan bakar nabati berbasis minyak kelapa sawit atau biodiesel B50 di Tanah Air.

BAHAN BAKAR JET: Serius Sasar Pasar Bioavtur

Keseriusan industri aviasi dalam upaya mengurangi emisi karbon membuat pemerintah makin semangat untuk mengembangkan sustainable aviation fuel atau SAF agar bisa ikut menikmati tren peningkatan pemanfaatan bahan bakar nabati.

BAHAN BAKAR NABATI: Prospek Cemerlang Biotanol

Kesuksesan pemerintah menerapkan biodiesel 35% dalam bahan bakar minyak atau B35 menjadi modal penting bagi Indonesia untuk menangkap peluang pengembangan bioetanol sebagai bahan bakar nabati.

BAHAN BAKAR NABATI: Bioavtur 1% Siap Meluncur

Optimalisasi pemanfaatan energi baru terbarukan atau EBT melalui penggunaan bahan bakar nabati terus didorong untuk bisa menurunkan dominasi ‘fosil’ dalam bauran energi nasional. Kesuksesan pemanfaatan biofuel di transportasi darat pun diduplikasi untuk sektor aviasi.

Garuda Rampungkan Uji Coba Bioavtur

Maskapai Garuda Indonesia merampungkan rangkaian uji coba bioavtur pada pesawat penerbangan komersial. Bioavtur masuk dalam klasifikasi sustainble aviation fuel (SAF) berbasis bahan bakar nabati yang memiliki kandungan minyak inti kelapa sawit (J2.4).  

BAHAN BAKAR NABATI: Prospek Menjanjikan Bioetanol

Optimasi potensi lokal terus diupayakan Negara untuk mencapai kemandirian dan ketahanan energi di tengah meningkatnya kebutuhan masyarakat. Setelah berhasil mengomersialkan Biosolar, pemerintah serius melirik potensi percampuran bahan bakar minyak jenis bensin dengan etanol.

BAHAN BAKAR NABATI : Serapan Bioavtur Dipercepat

Pemerintah  melalui  Kementerian  Energi  dan  Sumber  Daya  Mineral  optimistis  pengembangan  bahan  bakar  nabati  untuk transportasi udara, bioavtur,  bisa  dilakukan  lebih  cepat  dibandingkan  dengan  biodiesel.