PEREKONOMIAN: Pemerintah Optimistis Ekonomi Tumbuh 4,5-5,5 Persen

JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi tahun 2021 kembali ke zona positif seiring perkembangan vaksin Covid-19 dan pelaksanaan Undang-Undang Cipta Kerja. Namun, situasi ekonomi masih diliputi ketidakpastian, terutama terkait pengendalian pandemi dan efektivitas vaksin.

Pada 2021, perekonomian RI ditargetkan tumbuh di kisaran 4,5-5,5 persen. Target itu sama atau lebih tinggi dibandingkan proyeksi sejumlah lembaga internasional, seperti Bank Pembangunan Asia (ADB) yang memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 4,5 persen tahun depan, Bank Dunia 4,4 persen, serta Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi 4 persen.

”Dengan berbagai perbaikan, kondisi perekonomian domestik akan lebih baik dan semakin baik tahun 2021,” ujar Presiden Joko Widodo dalam pembukaan webinar proyeksi perekonomian Indonesia yang digelar Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Selasa (22/12/2020).

Guna mendukung pemulihan ekonomi, berbagai kebijakan yang dinilai berjalan baik pada tahun 2020 akan dilanjutkan tahun depan, terutama program bidang kesehatan dan perlindungan sosial. Pemerintah juga memulai program vaksinasi gratis dan meluncurkan lembaga otoritas investasi atau sovereign wealth fund awal tahun 2021.

Menurut Presiden, pelaksanaan vaksinasi gratis diharapkan menumbuhkan rasa aman dan kepercayaan publik terhadap penanganan Covid-19. Dengan demikian, pemulihan ekonomi bisa berjalan lebih cepat karena konsumsi rumah tangga kembali normal. Covid-19 menyebabkan konsumsi rumah tangga terkontraksi cukup dalam.

Baca juga : Ekonomi Masih Terkontraksi hingga Ujung Tahun

Pemerintah Optimistis Ekonomi Tumbuh 4,5-5,5 Persen

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, program vaksinasi dan implementasi UU Cipta Kerja diyakini sebagai game changer Covid-19. Pemerintah akan mengadakan vaksin secara bertahap, yakni 1,2 juta tahun 2020, kemudian 1,8 juta awal tahun 2021, dan 15 juta akhir tahun 2021.

Pelaksanaan vaksinasi tahap awal akan dilakukan kepada tenaga medis, dilanjutkan TNI-Polri, satpol PP, pedagang pasar, serta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Vaksinasi terhadap pedagang pasar dan pelaku UMKM diprioritaskan untuk membangkitkan perekonomian domestik dan daya beli masyarakat.

”Pemerintah optimistis perekonomian nasional tahun depan tumbuh 4,5-5,5 persen jika koordinasi dan sinergi pemangku kebijakan dipertahankan,” kata Airlangga.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menambahkan, BI turut berpartisipasi dalam pembiayaan program vaksinasi melalui skema berbagi beban (burden sharing) khusus belanja kepentingan publik. Per awal Desember 2020, BI telah membeli surat utang pemerintah senilai Rp 397,56 triliun melalui mekanisme pasar dan tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (private placement).

Selain itu, perekonomian Indonesia diperkirakan membaik pada tahun 2021 karena kinerja ekspor menggeliat sejalan dengan kondisi ekonomi global yang juga membaik. Kinerja ekspor Indonesia akan sangat dipengaruhi oleh perbaikan ekonomi China yang tahun depan diperkirakan tumbuh 7,8 persen dan Amerika Serikat tumbuh 4,3 persen.

Pemerintah Optimistis Ekonomi Tumbuh 4,5-5,5 Persen

 

Tantangan berat

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan, pertumbuhan ekonomi tahun 2021 memang akan membaik. Namun, perbaikan ekonomi itu masih dihantui Covid-19. Terlebih, sampai saat ini belum diketahui apakah vaksin bisa efektif mengembalikan kegiatan ekonomi dan mendorong pertumbuhan atau tidak.

”Kami melihat setiap ada kenaikan mobilitas masyarakat pasti ada kenaikan risiko Covid-19. Ini tantangan sulit yang harus diatasi. Vaksin hanya salah satu solusi menjaga mobilitas dan memulihkan ekonomi,” kata Sri Mulyani.

Pemerintah tetap mewaspadai pemulihan ekonomi 2021 mengingat mobilitas masyarakat akhir tahun 2020 akan tertahan. Terlebih, risiko gelombang kedua Covid-19 kini terjadi di beberapa negara. Penerapan disiplin kesehatan tetap penting kendati ada sedikit harapan dari program vaksinasi.

Baca juga : Pemerintah Pangkas Lagi Proyeksi Pertumbuhan 2020

Sri Mulyani mengatakan, kebijakan efektif, cepat, dan tepat dalam penanganan Covid-19 menjadi kunci pemulihan ekonomi tahun 2021. Hal ini akan mendorong dunia usaha kembali bangkit dan pulih sekaligus memberikan kesejahteraan bagi masyarakat karena pendapatan kembali naik.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Rosan Perkasa Roeslani menambahkan, penanganan Covid-19 yang belum optimal menyebabkan ketidakpastian sehingga konsumsi kelas menengah atas masih tertahan. Padahal, kontribusi konsumsi kedua kelas masyarakat itu mencapai 80 persen. ”Dengan vaksinasi, harapannya belanja kelompok masyarakat kelas menengah atas bisa bergerak lagi,” kata Rosan.

Dihubungi secara terpisah, ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia, Teuku Riefky, berpendapat, pemulihan ekonomi secara keseluruhan masih belum pasti yang dipengaruhi masalah kesehatan dan efektivitas vaksin pada masa depan.

Jika implementasi dan pendistribusian vaksin efektif, pemulihan bisa segera terjadi. ”Namun, jika kondisi pandemi semakin parah dan ada potensi pembatasan sosial yang lebih ketat, kepercayaan investor akan menurun,” kata Riefky.

Selain itu, investor akan melihat gambaran pemulihan ekonomi yang lebih suram apabila terjadi penghentian aktivitas ekonomi yang sedang berlangsung sebagai upaya mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 pada akhir tahun. Penerapan kembali pembatasan sosial berskala besar juga akan menghambat permintaan agregat dalam waktu dekat.

Baca juga : Pelajaran dari Jerman dan Korsel, Vaksin Bukan Segalanya

KOMPAS, RABU 23 Desember 2020 Halaman 1.

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Related Posts

Comments are closed.