PENANGANAN PANDEMI COVID-19: Keseimbangan Atasi Pandemi

SURABAYA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 tak hanya menimbulkan krisis kesehatan di banyak negara, tetapi juga memicu krisis ekonomi parah. Penanganan dua krisis ini, yaitu krisis kesehatan dan ekonomi, harus dilakukan seimbang.

Presiden Joko Widodo menyebut penanganan kedua krisis itu ibarat mengendalikan kendaraan dengan harus menggunakan rem dan gas secara seimbang. Tak bisa konsentrasi penuh menangani krisis kesehatan, tetapi melupakan masalah ekonomi. Demikian pula sebaliknya. ”Tak bisa ngegas di ekonomi, tetapi ngerem di kesehatan,” kata Presiden, Kamis (25/6/2020), di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, saat memberikan pengarahan.

Menurut Jokowi, krisis kesehatan akibat Covid-19 dirasakan oleh 215 negara. Di sisi lain, tekanan ekonomi sebagai dampak pandemi membuat beberapa negara diperkirakan mengalami pertumbuhan ekonomi minus tahun ini.

Ia menambahkan, dunia menanggung beban lebih besar ketimbang depresi besar 1930. ”Artinya apa? Demand (permintaan), suplai, dan produksi terganggu,” ucap Presiden.

Pada Kamis kemarin, ada 1.178 kasus positif baru Covid-19 di seluruh Indonesia. Kasus terbanyak terjadi di Jawa Timur (247 kasus), DKI Jakarta (196 kasus), Sulawesi Selatan (103 kasus), Maluku Utara (80 kasus), dan Jawa Tengah (78 kasus). Dengan penambahan itu, total ada 50.187 kasus positif Covid-19 di Indonesia.

Kematian meningkat 47 kasus sehingga total terdapat 2.620 pasien meninggal. Di sisi lain, ada tambahan 791 pasien sembuh sehingga secara akumulasi terdapat 20.449 pasien yang pulih. Adapun per 25 Juni, terdapat 19.510 spesimen yang diuji Covid-19, mendekati target pemeriksaan dari Presiden, yaitu 20.000 spesimen per hari.

Secara global, menurut worldometers.info, hingga Kamis, total ada lebih dari 9.500.000 penduduk bumi telah terinfeksi virus korona baru penyebab Covid-19. Lebih dari 486.000 orang di antaranya meninggal.

Penanganan diperbaiki

Khusus untuk Jatim, Presiden meminta pengendalian wabah Covid-19 lebih intensif dilakukan. Ia menginstruksikan pemerintah daerah meningkatkan pengetesan Covid-19 secara masif, pelacakan kontak erat secara agresif, dan memperkuat tindakan kuratif.

Jatim disorot karena berkali- kali penambahan kasus hariannya tertinggi se-Indonesia. Saat ini, di Jatim, tercatat ada 10.263 kasus positif Covid-19. Sebanyak 767 warga meninggal dan 3.236 orang sembuh.

Jatim disorot karena berkali- kali penambahan kasus hariannya tertinggi se-Indonesia.

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim Joni Wahyuhadi menyatakan, rasio angka kematian di provinsi itu yang mencapai 7,4 persen terus menjadi perhatian.

Adapun Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sidoarjo, Jatim, menyatakan akan ada penambahan 50.000 warga yang menjadi sasaran uji cepat Covid-19 minggu depan. ”Uji cepat kini baru menyasar sekitar 46.000 orang dari target minimal 90.000 orang,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Syaf Satriawarman.

Tingginya kematian akibat Covid-19 di Jatim, menurut epidemiolog Universitas Airlangga, Surabaya, Windhu Purnomo, menunjukkan kapasitas rumah sakit yang kurang memadai dibandingkan jumlah kasus.

Ia menambahkan, sebaran kasus di Jatim, khususnya Surabaya, terlambat ditangani sehingga jumlah pasien meledak dan melebihi kapasitas rumah sakit. ”Kini ada perbaikan, ditandai nilai Rt (angka reproduksi virus) Jatim lima hari berturut-turut di bawah 1. Kalau tes terus meningkat dan masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan, situasi akan membaik,” kata Windhu.

Upaya penemuan vaksin

Para peneliti dan kalangan industri farmasi dunia terus berupaya untuk menemukan vaksin Covid-19. Hingga kemarin, belasan vaksin dari 100 calon vaksin yang dikembangkan di sejumlah negara, seperti Inggris, China, Kanada, dan Amerika Serikat, mengalami kemajuan dalam pengujian.

Beberapa calon vaksin berada di tahap pengujian pada monyet dan babi. Ada pula calon vaksin yang telah melewati satu atau dua tahap pengujian pada manusia, seperti di China, AS, dan Kanada.

Direktur Pusat Penelitian Penyakit Menular dan Alergi AS Anthony Fauci menyatakan optimismenya atas kemajuan calon vaksin yang dikembangkan tim peneliti Universitas Oxford, Inggris, dan perusahaan farmasi AstraZeneca. Menurut dia, vaksin bisa tersedia akhir 2020, atau paling lambat awal 2021.

Ada pula calon vaksin yang telah melewati satu atau dua tahap pengujian pada manusia.

Para ilmuwan di Oxford bekerja sama dengan AstraZeneca menguji calon vaksin yang pada awal pengembangan dinamai ChAdOx1 nCoV-19. Saat ini, calon vaksin itu sedang diuji coba pada manusia setelah pengujian pada babi dan monyet memberi hasil menggembirakan.

Hasil penelitian lanjutan ChAdOx1 nCoV-19 yang dirilis Institut Pirbright Inggris menyebutkan, pemberian dosis perdana yang lalu ditambah dosis pendorong menimbulkan respons kekebalan lebih kuat dibandingkan dosis tunggal. Hal ini menunjukkan pemakaian dua dosis lebih efektif.

Menurut data yang dikumpulkan melalui percobaan terhadap enam monyet, hewan yang diberi satu dosis vaksin mengembangkan antibodi dalam 14 hari. Setelah itu, semua mengembangkan antibodi pelindung dalam 28 hari.

Kabar itu membuat Pangeran William, cucu penguasa Inggris, Ratu Elizabeth II, mendatangi tempat penelitian untuk menemui tim, Sarah Gilbert dan pemimpin tim uji klinis Andrew Pollar. William juga menemui relawan peserta uji klinis.

Di China, calon vaksin yang dikembangkan Akademi Ilmu Pengetahuan Militer China disetujui Badan Administrasi Produk Medis Nasional untuk memasuki uji coba tahap kedua pada manusia. Calon vaksin itu merupakan yang kedelapan yang dikembangkan China. Bernama ARCoV, calon vaksin itu menggunakan teknologi mRNA, yang juga dipakai perusahaan farmasi Moderna, AS, dan CureVac, Jerman.

Di Indonesia, pertengahan Juni, Menteri Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, pengembangan vaksin difokuskan pada penggunaan strain virus yang ditemukan di Tanah Air.
Dari proses pengurutan menyeluruh gen virus (whole genome sequencing) yang ada di Indonesia, setidaknya terdapat 13 strain virus penyebab Covid-19. Dua strain di antaranya yang beredar di Eropa, sedangkan sebelas strain lain belum dikenali.

Strategi utama pemerintah, menurut Bambang, adalah mendanai Lembaga Biologi Molekular Eijkman dalam mengembangkan vaksin. Strategi lain, bekerja sama dengan China dan Korea Selatan. PT Bio Farma telah bekerja sama dengan Sinovac dari China. Pengembangannya memasuki uji klinis. Adapun PT Kalbe Farma bekerja sama dengan Korsel untuk menjalankan uji klinis.

KOMPAS, JUM’AT, 26062020 Halaman 1.

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Related Posts

Comments are closed.