JAKARTA, KOMPAS – Pemerintah Republik Indonesia mengundang para pengusaha konstruksi asal Turki ke Indonesia. Tidak semata menjadi tempat untuk berinvestasi, Indonesia menawarkan diri menjadi tempat sekaligus pihak penghubung Turki untuk berinvestasi pada proyek-proyek besar di Asia.
Hal itu mengemuka dalam Forum Bisnis Konstruksi Indonesia-Turki yang digelar secara virtual, Selasa (23/6/2020). Ikut hadir dalam acara itu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Menteri Perdagangan Turki Ruhsar Pekcan. Acara itu terselenggara atas kerja sama Kedutaan Besar RI di Ankara, Dewan Kerja Sama Ekonomi Indonesia-Turki, Asosiasi Konsultan Konstruksi dan Arsitektur Turki, Asosiasi Kontraktor Turki dan Asosiasi Kontraktor Indonesia.
Baca juga: Indonesia-Turki Matangkan Peningkatan Kerja Sama Dagang 10 Kali Lipat
Pekcan menyambut baik acara itu. Ia berharap dapat menyaksikan penandatanganan kerja sama investasi bilateral kedua pihak di masa depan. Acara forum bisnis seperti yang digelar menurutnya menambah motivasi untuk saling bekerja sama di aneka bidang, termasuk di perdagangan. “Asia adalah target bagi perusahaan-perusahaan Turki untuk berinvestasi. Kami menyambut baik acara kita hari ini. Kami siap untuk bekerja sama,” kata Pekcan seraya menjabarkan keterbukaan Turki pada aneka sistem kerja sama dan permodelan pembiayaan.
Dalam paparannya, Basuki menegaskan penetapan pembangunan infrastruktur oleh Presiden Joko Widodo sebagai prioritas pertama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019-2024. Untuk merealisasikan target pembangunan infrastruktur, dibutuhkan kerja sama dengan negara-negara sahabat, baik dalam bentuk investasi maupun keahlian dan teknologi di bidang konstruksi. Ia menjabarkan sejumlah proyek infrastruktur di Tanah Air.
“Pertemuan para pebisnis itu akan menjadi tempat berbagi ide. Saya menjamin Anda sekalian ke Indonesia. Tidak semata untuk berinvestasi, tapi menjadikan Indonesia sebagai penghubung Turki di Asia,” kata Basuki.
Basuki sebenarnya dijadwalkan melakukan kunjungan kerja ke Turki pada April 2020. Namun karena wabah Covid-19, rencana kunjungan tersebut ditunda. Untuk mendekatkan hubungan dan membuka peluang kerja sama para pengusaha kedua negara, Basuki pun mengusulkan digelarnya pertemuan bisnis. Ia meminta hal itu dikoordinasikan oleh Duta Besar RI untuk Turki, Lalu Muhamad Iqbal. “Pertemuan para pebisnis itu akan menjadi tempat berbagi ide. Saya menjamin Anda sekalian ke Indonesia. Tidak semata untuk berinvestasi, tapi menjadikan Indonesia sebagai penghubung Turki di Asia,” kata Basuki.
Perusahaan-perusahaan konstruksi Turki memiliki reputasi internasional. Dari nilai dan jumlah proyek konstruksi yang dikerjakan di luar negeri, perusahaan konstruksi Turki adalah yang terbesar kedua di dunia setelah China. Sebanyak 15 perusahaan Turki masuk dalam TOP ENR 250 Global Contractor 2019. Sejak awal tahun 1990-an, perusahaan-perusahaan Turki dipercaya menggarap proyek-proyek di sejumlah negara. Antara lain Rusia, negara-negara eks Uni Soviet, negara-negara Teluk, Timur Tengah, dan di Benua Afrika.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Kontraktor Turki, Hasan Yalcin, menyatakan sejak 1972 hingga Mei 2020 ini perusahaan-perusahaan Turki telah terlibat dalam 10.197 proyek di 127 negara di dunia. Nilai seluruh proyek itu mencapai 403,4 miliar dollar AS. Proyek-proyek perusahaan Turki terbanyak berada di wilayah Eurasia, yakni 46,3 persen, disusul Timur Tengah 26,5 persen, dan Afrika 17,2 persen. Jumlah proyek di wilayah Asia Tenggara masih minim, yakni hanya 3 persen.
Baca juga: Optimalkan Manfaat Perjanjian Internasional
Kementerian PUPR dalam catatannya mengungkapkan belum pernah ada perusahaan Turki yang berinvestasi atau mengerjakan proyek konstruksi di Indonesia. Volume perdagangan bilateral Indonesia-Turki pada tahun 2019 mencapai 1,48 miliar dollar AS dengan surplus bagi Indonesia sebesar 804,39 juta dollar AS. Angka tersebut relatif masih rendah jika dibandingkan dengan potensi yang ada. Jumlah penduduk kedua negara jika digabungkan mencapai 357 juta dengan besar produk domestik bruto gabungan mencapai 5,7 triliun dollar AS.
Kepala Badan Hubungan Ekonomi Luar Negeri Turki, Iihan Erdal, mengungkapkan pihaknya sudah empat kali berkunjung ke Indonesia. Dia menyebutkan sejumlah sektor yang berpotensi untuk dikerjasamakan. Yakni konstruksi, energi dan industri pameran. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri RI, Rosan Roeslani, menjanjikan Pemerintah RI untuk terus memperbaiki iklim investasi di Indonesia. Adapun Iqbal menyatakan segera menindaklanjuti forum bisnis itu dengan pertemuan-pertemuan para pebisnis kedua negara.
KOMPAS, RABU, 24062020 Halaman 4.