HARGA MINYAK MASIH LABIL

NEW YORK, SELASA —Harga minyak mentah AS mulai naik, pada perdagangan Selasa (17/3/2020). Sehari sebelumnya harga sempat jatuh lebih 10 persen hingga berada di bawah 30 dollar AS per barel, pertama kali terjadi sejak Februari 2016.

Akan tetapi, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) pada perdagangan di Asia, Selasa, bertengger pada 29,95 dollar AS per barel atau naik 4,36 persen. Brent diperdagangkan pada harga 30,78 dollar AS per barel atau naik 2,43 persen.

Pengamat mengingatkan, kenaikan itu cenderung bersifat sementara. Saudi Aramco, dalam rangka perang energi dengan Rusia, pada hari Senin menegaskan kembali rencana untuk meningkatkan produksi ke level tertingginya.

Faktor Arab Saudi yang berencana menambah kapasitas produksi minyaknya, menurut pengamat, membuat kenaikan harga minyak saat ini bersifat sementara. Tentu gejolak harga juga terkait pembatasan perjalanan akibat merebaknya wabah Covid-19 secara global.

Para analis memperkirakan harga minyak dunia akan terus merosot. Ini seiring dengan upaya sejumlah pemerintah di dunia memerangi penyebarluasan SARS-CoV-2. Hal itu dilakukan dengan mengurangi penerbangan dan penutupan kota-kota di banyak negara. Perang harga di antara dua produsen minyak papan atas dunia, Arab Saudi dan Rusia, diperkirakan memperparah kondisi.

Analis dari Rystad Energy, Bjornar Tonhaguen, mengatakan, kondisi sekarang ini belum mencerminkan kondisi yang sebenarnya. ”Kami percaya, kondisi sekarang ini masih belum mencerminkan kondisi terburuk,” kata Tonhaguen, dikutip dari kantor berita CNBC, Selasa (17/3).

Dia mengatakan, pasar minyak dunia akan menghadapi surplus produksi dalam beberapa pekan mendatang. Di sisi lain permintaan minyak dari pasar internasional menurun seiring dengan kebijakan dari banyak negara untuk menutup wilayahnya.

Dampak penutupan wilayah itu membuat industri penerbangan global juga harus mengurangi jumlah penerbangannya. Dampak lanjutan dari penutupan wilayah ini adalah menurunnya konsumsi minyak dunia.

Jeff Currie, analis dari Goldman Sachs Group Inc, dalam laporannya mengatakan, jumlah permintaan minyak tidak bisa diprediksi ketika krisis dunia seperti sekarang ini tengah berlangsung. Dalam catatan Currie, dikutip dari Bloomberg, saat ini jumlah konsumsi minyak dunia telah turun 8 juta barel per hari.

Pada saat yang sama, Arab Saudi dan Rusia berencana meningkatkan kapasitas produksi mereka pada April mendatang. Perusahaan minyak milik Kerajaan Arab Saudi, Aramco, berencana meningkatkan kapasitas produksinya hingga batas maksimal 13 juta barel per hari mulai April.

Apabila kondisi itu terjadi, Currie mengatakan, negara-negara produsen minyak harus bersiap jika harga minyak dunia menyentuh level 20 dollar AS per barel. Perkiraan yang sama juga disampaikan analis Commerzbank, Carsten Fritsch.

”Jika Aramco jadi mengumumkan jumlah produksinya pada angka maksimum, harga minyak berisiko jatuh menuju angka 20 dollar AS per barel,” kata Fritsch.

Menambah produksi

Raksasa minyak dunia, Aramco, memanaskan perang minyak dunia dengan rencana menambah kapasitas produksinya dari semula 9,7 juta barel per hari menjadi 13 juta barrel per hari pada April nanti. Penambahan kapasitas produksi itu merupakan perintah Kerajaan Arab Saudi pada Aramco. Perintah ini muncul setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) gagal mencapai kesepakatan dengan Rusia mengenai pembatasan produksi minyak dunia.

CEO Aramco, Amin Nasser, mengatakan, untuk sekarang kapasitas produksi maksimum kilang minyak perusahaan itu berkisar 12 juta barel per hari. Menurut Nasser, bukan tidak mungkin pihaknya menaikkan jumlah produksi menjadi 13 juta barel per hari. ”Peningkatan kapasitas produksi tidak membutuhkan biaya tambahan, juga tidak membutuhkan tambahan infrastruktur baru,” ujarnya.

Presiden AS Donald Trump mengatakan, jika berlanjut, perang minyak antara Arab Saudi dan Rusia akan berdampak pada ekonomi AS ke depan.

(AFP/Reuters/MHD)

Sumber: Kompas.com. Rabu, 18 Maret 2020.

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Related Posts

Comments are closed.