JAKARTA – Pemerintah akan menurunkan tarif batas atas tiket penumpang pesawat kelas ekonomi sekitar 5%. Pertimbangan utama penurunan tarif batas atas tersebut adalah tren penurunan harga avtur dalam beberapa waktu belakangan ini.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Suprasetyo mengungkapkan, saat ini peraturan menteri perhubungan (PM) yang bakal mengatur tarif batas atas baru itu sedang diproses di Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkum dan HAM) untuk segera diundangkan.
“Kemungkinan sebentar lagi akan diundangkan dan penurunannya bakal berlaku satu bulan sesudah diundangkan. Artinya, pada Februari, penurunan tarif batas atas itu berlaku. Besaran, turunnya 5%. Kalau untuk tarif batas bawahnya akan mengikuti yaitu 30 % dari batas atas,” kata Suprasetyo di Jakarta akhir pekan lalu.
Dia menjelaskan, penurunan harga avtur itu memang berpengaruh signifikan terhadap biaya operasional maskapai. Karena itulah, meskipun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang masih berkisar di atas Rp 13.800/dolar AS, pemerintah tetap mengambil keputusan untuk menurunkan tarif batas atas.
Suprasetyo juga mengatakan, dalam perhitungan penurunan harga tiket pesawat itu, pihaknya belummemasukkan komponen bea masuk 0% untuk impor suku cadang dan komponen pesawat. Pasalnya, kebijakan itu belum berlaku aktif, meskipun sudah ditetapkan dalam sebuah paket kebijakan ekonomi VIII.
Dihubungi terpisah, Ketua Bidang Penerbangan Berjadwal Indonesia National Air Carrier Association (INACA) Bayu Sutanto mengatakan, dengan harga minyak dunia dan avtur yang rendah, maka suatu hal yang lumrah apabila tarif batas atas diturunkan.
“Namun perlu dilihat juga faktor-faktor kurs rupiah terhadap dolar AS yangmendekati Rp 14.000 serta belum diterapkannya bea masuk 0% suku cadang dan pajak sewa pesawat, perlu dilihat lebih dalam besaran penurunan tarif tersebut,” ujar dia.
Menurut Bayu, dalam kondisi normal dan low season seperti saat ini, penurunan tarif batas atas tidak berdampak pada sisi permintaan maupun pasokan (penambahan kapasitas transportasi udara). “Dengan kata lain, ekuilibriumnya tidak terpengaruh,” ucap Bayu.
Sekretaris Jenderal INACA Tengku Burhanuddin sebelumnya menilai, kebijakan penurunan tarif batas atas untuk kelas ekonomi pada saat ini tidak seharusnya diterbitkan dulu oleh pemerintah, meskipun harga avtur mengalami tren penurunan.
Dia mengungkapkan, biaya operasional airline itu sekitar 50% di antaranya sangat bergantung pada mata uang dolar AS. Saat ini, nilai tukar rupiah atas dolar AS hampir mencapai Rp 14.000 per dolar AS. “Persentase turunnya harga avtur dan persentase pelemahan rupiah terhadap dolar AS, masih lebih tinggi pelemahan rupiah,” papar dia.
Sementara itu, PresidenDirektur Lion Air Group Edward Sirait mengutarakan, untuk penurunan tarif batas atas itu ada sejumlah asumsi yang perlu dipertimbangkan. “Perhitungan tarif itu ada asumsinya, apakah itu berubah? Jika iya pasti nilai akhirnya berubah. Contoh, (harus melihat) harga avtur yang digunakan saat ini berapa dan yang akan digunakan berapa?” papar dia.
Namun demikian, Edward mengatakan, pihak Lion Air Group akan mentaati segala ketetapan yang dikeluarkan oleh pemerintah, termasuk dalam ketentuan pengenaan tarif pesawat kelas ekonomi. “Hal itu kan (tarif) sudah ada aturannya,” ujar Edward.
Sementara itu, PT Pertamina kembali menurunkan harga bahan bakar minyak jenis avtur rata-rata Rp 143 per liter pada periode 15-31 Januari 2016. Wakil Presiden Komunikasi Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, penyesuaian harga avtur dilakukan seiring dengan penurunan harga minyak mentah serta efisiensi yang terus dilakukan perusahaan. “Penyesuaian harga ini berlaku di seluruh Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Pertamina dengan ratarata penurunan Rp 143 per liter,” kata dia dalam pernyataan tertulisnya belum lama ini.
Di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, menurut dia, penurunan harga avtur mencapai Rp 170 per liter. “Kami mengharapkan penur unan harga ini dapat mendukung industri penerbangan nasional,” ujar dia.
Wianda menambahkan, untuk meningkatkan daya saing produk avturnya perusahaan melanjutkan langkah efisiensi antara lain dengan penggunaan kapal lebih besar guna menurunkan biaya pengiriman dan juga optimalisasi stok.
Investor Daily, Senin 25 Januari 2016, Hal. 24