Tentu Anda masih ingat wacana geothermal fund, dana dari APBN yang akan digunakan untuk mengembangkan panas bumi, salah satu jenis energi terbarukan. Pasalnya, pengembangan energi panas bumi berjalan lambat akibat berbagai faktor terutama investasi yang mahal dan harga energi terbarukan yang masih tergolong mahal dibandingkan dengan energi fosil seperti minyak bumi, gas, dan batu bara. Namun, wacana itu pupus setelah tidak ada lagi anggatan untuk geothermal fund dalam APBN 2015.
Perseoalan utama dari energi terbarukan yaitu investasi yang mahal sehingga kurang menarik bagi investor. Di sisi lain, Indonesia memiliki komitmen untuk meningkatkan bauran energi terbarukan 23% pada 2025. Padahal, pasar energi terbarukan cukup mejanjikan.
Sumber: Bisnis Indonesia, Jumat 8 Januari 2015.