Keuangan : Investor Antisipasi Suku Bunga AS Naik

JAKARTA, KOMPAS — Sentimen proyeksi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (Fed Fund Rate) yang beradu kuat dengan fenomena manuver-manuver akhir tahun investor akan membayangi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan pada pekan kedua hingga terakhir pada Desember ini. Investor dapat memanfaatkan momentum ini sesuai dengan jangka waktu investasi yang diinginkan dan diperhitungkan.

Head of Operation and Business Development Panin Asset Management Rudiyanto memproyeksikan tidak ada gejolak harga yang terlalu besar atas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sekalipun kenaikan terjadi atas Fed Fund Rate oleh Bank Sentral AS, The Federal Reserve, pertengahan bulan ini. Jika terjadi, itu adalah kenaikan suku bunga acuan pertama dalam sembilan tahun terakhir. Pada waktu menjelang akhir tahun, menurut Rudi, transaksi perdagangan sudah lebih jarang dan kenaikan Fed Fund Rate terseeut sudah diekspektasikan jauh-jauh hari sebelumnya.
“Paling (ada gejolak harga saham) 1-2 hari saja, tetapi berikutnya bisa naik,” kata Rudi ketika dihubungi di Jakarta, Minggu (6/12).
Bursa saham di Wall Street, AS, melonjak rata-rata di atas 2 persen menutup pekan lalu, berkebalikan dari mayoritas pelemahan saham-saham secara global sebagai respons kekhawatiran belum pulihnya perekonomian Uni Eropa sehari sebelumnya. AS menambah 211.000 lapangan kerja sepanjang November, terbaik sepanjang tahun ini. Ini memperkuat asumsi para ekonom atas kenaikan Fed Fund Rate pada pertemuan The Fed, 17 Desember 2015.
“Pesan penambahan lapangan kerja November itu sudah jelas. Pasar tenaga kerja AS menguat,” kata analis Renaissance Macro, Neil Dutta, dalam riset terbarunya seperti dikutip Business Insider. Penguatan pasar tenaga kerja dan inflasi adalah dua hal yang menjadi acuan The Fed untuk menaikkan Fed Fund Rate.
Di Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG sepanjang pekan lalu turun sekitar 1,14 persen. Pada perdagangan Jumat (4/12), IHSG ditutup melemah sekitar 0,64 persen ke level 4.508,45. Pada pekan terakhir November 2015, posisi indeks ada di level 4.560,56.
Namun, rata-rata nilai transaksi harian di BEI naik sekitar 32,77 persen menjadi Rp 5,99 triliun dari Rp 4,51 triliun pada sepekan sebelumnya. Rata-rata volume transaksi harian naik sekitar 5,53 persen dan rata-rata frekuensi harian bertambah 13,67 persen. Di sisi lain, investor asing mencatatkan penjualan bersih di pasar saham dalam lima hari terakhir dengan nilai Rp 2,29 triliun sehingga menjadikan aliran dana keluar investor asing dari BEI sepanjang tahun ini mencapai Rp 22,01 triliun.
Analis LBP Enterprise, Lucky Bayu Purnomo, memperkirakan IHSG di 4.650-4.700 akhir tahun ini dengan respons pasar terutama terpusat pada keputusan jadi-tidaknya kenaikan Fed Fund Rate akhir tahun ini. Ia memperkirakan investor asing akan kembali masuk. (BEN)
Kompas 07122015 Hal. 20

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Recent Posts

Comments are closed.