WAMENA – Bandara Wamena, Papua segera memiliki terminal penumpang baru seluas 4.000 meter persegi (m2). Fasilitas senilai Rp 52,5 miliar tersebut rencananya diresmikan Presiden Joko Widodo pada 10 Desember 2015.
Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas I Wamena Lukman F Laisa mengatakan, pembangunan terminal tersebut dibagi dalam tiga tahap. Tahap pertama dimulai pada 2014 dan selesai pada tahun yang sama dengan anggaran yang bersumber dari APBN 2014 sebesar Rp 25miliar. Pengerjaan tahap I terdiri atas pemasangan fondasi, struktur, dinding, atap, sampai plafon. “Ini adalah terminal penumpang modern pertama di Bandara Wamena. Terminal yang ada sebelumnya masih terbilang sederhana,” kata Lukman di Wamena, pekan lalu.
Sementara itu, dia melanjutkan, untuk tahap II dan III, pembangunannya dimulai pada 2015 dengan masing-masing menelan APBN 2015, tahap II senilai Rp 13,5 miliar dan tahap III sebesar Rp 14 miliar. Untuk tahap II, pengerjaannya yang terdiri atas pembangunan interior danpenyediaan fasilitas seperti kursi sudah mencapai 96 %. Sementara tahap III pengerjaannya yang merupakan penambahan tingkat lantai diklaim telah berprogres 47%.
“Mudah-mudahan akhir tahun ini selesai dan dioperasikan. Kontak pengerjaannya sebenarnya berakhir pada 20 Desember, tapi kami akan mempercepatnya. Terminal lama bisa dibuat untuk pengembangan apron,” ujar dia.
Lukman menambahkan, terminal tersebut nantinya dapat menampung maksimal sebanyak 388 orang. Sementara untuk saat ini, dalam kondisi penerbangan tersibuk pun, jumlah rata-rata adalah 220-240 penumpang per jam. “Itu sekitar pukul 10.00 pagi. Kalau rata-rata sehari itu ada sekitar 330-400 penumpang,” tutur pria yang baru menjabat Kepala UPBU Wamena pada Mei 2015.
Pintu Masuk
Lukman menjelaskan, bandara yang diterbangi 22 maskapai ini memegang peran penting sebagai pintu masuk barang dan penumpang ke tujuh kabupaten selain Wamena. Ketujuh kabupaten itu antara lain Duga, Yalimou, Mambrano Tengah, Tolikara, Lanijaya, Puncak Jaya, dan Jayawijaya. Maka dari itu, untuk meningkatkan kapasitas dan aspek keselamatan serta keamanannya, bandara harus terus dikembangkan.
“Kalau bandara ini terganggu, maka tujuh kabupaten pun akan terganggu, terutama dari segi logistik,” terang dia.
Dia mengungkapkan, jumlah pergerakan pesawat di Wamena didominasi oleh pesawat kargo. Dalam sehari, rata-rata lalu lintasnya ialah 170 pergerakan per hari dengan durasi 10 jam operasi, mulai pukul 06.00-16.00. Dari angka tersebut, pergerakan pesawat penumpangnya adalah sekitar 16 pergerakan. “Jadi sisanya (pergerakan) itu adalah pesawat kargo,” papar Lukman.
Lukman mencatat, jumlah kargo yang datang ke Bandara Wamena mencapai 11.000 ton per bulan atau rata-rata 366 ton per hari. Menurut dia, cukup signifikannya nilai itu karena banyak barang yang har us didatangkan dari luar Wamena.
“Hampir semua material dan beberapa bahan pokok yang dibutuhkan Wamena dan kabupaten-kabupaten lainnya didatangkan dari Sentani (Jayapura). Yang ada diWamena itu, batu dan pasir saja. Kami itu datangkan semen, aspal, minyak, dan bahan makanan dari Sentani,” ujar dia.
Tetapi, ujar Lukman, jumlah logistik yang diangkut ke Wamena dirasa masih kurang. Hal itu bisa disinyalir dari masih mahalnya harga barang-barang penting, seperti bahan keperluan pembangunan infrastruktur, bensin, hingga bahan makanan.
“Meski barang yang diangkut ada, tetapi tidak semua maskapai bisa terbang. Untuk mengangkut aspal misalnya, hanya bebarapa maskapai yang memiliki izinmengangkut aspal, seperi Trigana Air, Deraya, Cardig, TriMG,dan MyIndo. Slot kami juga terbatas,” ungkap dia.
Tambah Kapasitas
Guna meningkatkan kapasitas, Lukman menyatakan, pihaknya sudah menyusunmaster planpengembangan bandara hingga 2018. Salah satu rencananya adalah perpanjangan landas pacu dari saat ini 2.175 m menjadi 2.500 m. Pengerjaannya direncanakan mulai 2017 dan selesai pada 2018.
Dia juga mengatakan bahwa saat ini tengah dikerjakan pelebaran landas pacu selebar 7,5m dengan panjang 1.900 m. Proyek tersebut diproyeksikan lanjut tahun depan sehingga lebar 7,5 m sudahmencapai panjang 2.175m.
Lukmanmenjelaskan, pihaknya dan pemda setempat juga akan bekerja sama untuk menambah luas apron. Bandara Wamena sekarang sudah mempunyai dua apron, di mana masing-masing memiliki lebar 45 m dan yang lainnya 30 m. “Ya untuk menambah kapasitas secara menyeluruh, kami juga perlu memperlebar apron,” terang dia.
Lukman memproyeksikan, dengan adanya kapasitas-kapasitas itu, pada 2018, Bandara Wamena mampu menampung 190 pergerakan per hari sehingga kian menunjang mobilitas arus penumpang dan logistik, baik ke Wamena maupun ke tujuh kabupaten lainnya.(esa)
Investor Daily, Senin 23 November 2015, Hal. 22