DUBAI, KOMPAS — PT Garuda Maintenance Facility menjalin kerja sama dengan 10 maskapai penerbangan asing. Dari 10 rencana kerja sama itu, 2 kesepakatan kerja sama anak perusahaan Garuda Indonesia di bidang perawatan pesawat itu ditandatangani di stan GMF, di pameran dirgantara Dubai Airshow 2015, di Dubai, Uni Emirat Arab, Minggu (8/11).
Dua penandatanganan kerja sama itu dilakukan dengan Zagros Airlines dan Meraj Air dari Iran. Kerja sama dengan delapan maskapai penerbangan asing lain akan ditandatangani dalam beberapa hari ke depan. Pada Senin, penandatanganan akan dilakukan dengan Kam Air dari Afganistan.
Direktur Utama PT GMF Richard Budihadianto menyebutkan, kerja sama yang dilakukan dengan 10 maskapai penerbangan asing itu merupakan bagian dari upaya GMF meningkatkan pendapatan menjadi 1 miliar dollar AS pada 2020. GMF terus berupaya mengejar target itu dengan lebih banyak bekerja sama dengan maskapai penerbangan asing. Khusus kerja sama yang disepakati dan ditandatangani di Dubai, diproyeksikan memberikan pendapatan bagi GMF sekitar 12 juta dollar AS.
Kerja sama yang dilakukan dengan Kam Air senilai 1 juta dollar AS. Kontrak kerja sama dengan Zagros Airlines untuk perawatan sembilan pesawat jenis MD 87 dan A320 itu berlangsung selama tiga tahun dengan potensi pendapatan GMF sebesar 2 juta dollar AS. Realisasi kerja sama dengan Zagros Airlines dan Meraj Air baru dilaksanakan 2016. Dua maskapai penerbangan itu akan mulai mengirimkan pesawat untuk dirawat di GMF pada tahun depan.
Upaya yang dilakukan GMF untuk mengejar target pendapatan akan dilakukan pula dengan menambah hanggar perawatan di dua lokasi, yakni Bintan di Kepulauan Riau dan Makassar, Sulawesi Selatan.
“Bintan akan menjadi pusat perawatan pesawat untuk wilayah barat Indonesia. Bintan juga akan menjadi lokasi perawatan pesawat dari luar negeri,” kata Richard, seperti dilaporkan wartawan Kompas, Agus Mulyadi, dari Dubai, Minggu malam.
GMF selama ini mengerjakan perawatan 72 persen pesawat milik Garuda Indonesia. Sisanya, 28 persen, pesawat maskapai penerbangan lain. Dari maskapai penerbangan lain itu, 70 persen adalah pesawat milik maskapai penerbangan asing.
Kompas 09112015 Hal. 18