Blue Bird Investasi Rp 5,6 Triliun

JAKARTA – Operator taksi terbesar di Indonesia, PT Blue Bird menyiapkan investasi sebesar Rp 5,6 triliun hingga 2015. Calon emiten baru Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut akan fokus menambah armada baru dan depo taksi reguler.
“Kami menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 2,9 triliun pada tahun ini dan tahun depan Rp 2,7 triliun. Meski tahun depan turun sedikit, tapi kami tetap ekspansif,” kata Direktur Keuangan Blue Bird Robert Rerimassie di Jakarta, akhir pekan lalu.
Robert menjelaskan, perseroan akan meng­ gunakan 50% dana hasil penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham untuk membiayai sebagian capex selama dua tahun. Perseroan juga memiliki pinjaman siaga (standby loan) dari sejumlah bank senilai Rp 500 miliar sebagai salah satu sumber pendana­ an capex.
Blue Bird berencana merealisasikan 7.504 izin taksi reguler selama 2015-2016. Selain itu, perseroan juga mengantongi 68 izin taksi eksekutif. “Kami juga berencana membangun sejumlah depo dengan investasi Rp 390-400 miliar,” jelas Robert.
Sementara itu, Direktur Blue Bird Sigit P Djokosoetonomenambahkan, perseroan fokus menambah taksi baru reguler. Sebab, mayori­ tas pendapatan perusahaan yaitu sekitar 79,5% berasal dari pendapatan taksi reguler.
Selama 2009-2013, Blue Bird menambah rata-rata 4.526 unit taksi reguler baru dan delapan pool setiap tahun. Pada tahun ini, pe­ rusahaan telah memesan 2.900 taksi reguler dan 975 unit di antaranya sudah tiba.
Per semester I-2014, Blue Bird sudah memi­ liki armada sebanyak 30.469 unit, yang terdiri atas 24.258 taksi reguler, 1.247 taksi eksekutif, 4.541 limusin dan kendaraan sewa mobil, serta 603 bis sewa. Sedangkan jumlah pool yang dimiliki perusahaan mencapai 61 unit.
Hingga 30 April 2014, Blue Bird mencatat­ kan pendapatan bersih sebesar Rp 1,47 triliun, naik 31,6% dibandingkan periode sama tahun lalu senilai Rp 1,12 triliun. Dalam tiga tahun terkhir, perseroan berhasil mencatatkan per­ tumbuhan rata-rata sekitar 23,7%. Sepanjang 2014, perseroan memproyeksikan pendapa­ tan bisa tumbuh 25-30%. Saat ini, pangsa pasar Blue Bird di Indonesia sekitar 33%
Tekan Utang
Robert menjelaskan, perseroan menar­ getkan mampu mencatatkan rasio liabilitas terhadap ekuitas ataudebt to equity ratio(DER) di bawah 1 kali pada tahun ini. Per 30 April, DER perseroan tercatat 2,72 kali. Adapun total liabilitas perseroan mencapai Rp 3,9 triliun, yang terdiri dari utang jangka pendek sekitar Rp 1,6 triliun dan utang jangka panjang senilai Rp 2,3 triliun.
Perseroan mengalokasikan 35,71% dana IPO untuk melunasi pinjaman bank. Pada November 2014, perseroan memiliki utang jatuh tempo sebanyak Rp 1,22 triliun. Rincian­ nya, perseroan memiliki utang jatuh tempo sekitar Rp 400 miliar kepada PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan pinjaman berupa kredit investasi senilai Rp 817,39 miliar.
“Kami ingin segera melunasi utang, karena beban bunga pinjaman sudah tinggi, yaitu ratarata 11%. Kami akan bayar sebagian dahulu. Utang yang kami bayar ada ini bunganya sampai di atas 200 bps hingga 300 bps di atas rata-rata bunga pasar,” ungkap Robert.
Sebagai calon emiten ke-20 tahun ini, Blue Bird siap melaksanakan IPO saham terbesar tahun ini. Perseroan bakal melepas sebanyakbanyaknya 531,4 juta saham atau setara 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Harga penawaran saham Blue Bird pada kisaran Rp 7.200 hingga Rp 9.300 per saham. Dalam aksi tersebut, Blue Bird menunjuk PT Credit Suisse Securities Indonesia, PT Danareksa Sekuritas, dan PT UBS Securities Indonesia sebagai joint global coordinatorsdan bookrunners.
Selainmelakukanroadshowke dalamnegeri, perseroan juga melakukan penawaran global ke Singapura, Kuala Lumpur, Hong Kong, London, dan Amerika Serikat.
DirekturInvestment BankingUBS Securities Indonesia Agung Prabowomenjelaskan, harga IPO saham Blue Bird yang berkisar Rp 7.200 hingga Rp 9.300 per saham mencerminkan price to earning ratio (PER) sebesar 17,1 kali sampai 21,1 kali.
Saat ini, sebanyak 43,75% saham Blue Bird dimiliki oleh PT Pusaka Citra Djokosoetono dan sisanya 56,23% dikuasai oleh keluarga Purnomo Prawiro dan Chandra Suharto. Sete­ lah IPO, maka kepemilikan Pusaka Citra akan berkurang menjadi 35%, sedangkan keluarga Prawiro danSuharto berkurangmenjadi 45,88%.
Blue Bird berencana melakukan penawaran pada 3-10 Oktober 2014. Perseroan berharap memperoleh pernyataan efektif dari OJK pada 22 Oktober 2014. Selanjutnya, perseroan me­ nargetkan pencatatan perdana saham (listing) di BEI pada 3 November 2014.
Perusahaan transpor tasi itu juga akan melakukan program kepemilikan saham oleh karyawan melalui Employee Stock Allocation (ESA) sebanyak-banyaknya 3,3 juta saham atau 0,621% dari saham yang ditawarkan, serta akan menerbitkan opsi saham untuk MESOP yang dapat dilaksanakan menjadi saham se­ banyak 26,57 juta saham atau 1% dari jumlah modal ditempatkan setelah IPO.
Investor Daily, Senin 6 Oktober 2014, hal. 13

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Related Posts

Comments are closed.