JAKARTA – PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk (TELE) berencana mengakuisisi perusahaan distribusi voucher pulsa elektronik, PT Simpatindo Multi Media. Nilai akuisisi diperkirakan mencapai Rp 500 miliar.
“Akuisisi akan dilakukan dalam satu dua bulan ini. kami akan mengakuisisi 100%. Nilainya masih dihitung, tapi kemungkinan setengah triliun,” jelas Komisaris Utama Tiphone Mobile Indonesia Hengky Setiawan di Jakarta, Kamis (2/10).
Simpatindo Multi Media merupa kan perusahaan distribusi voucher elektronik dari beberapa operator se lular di Indonesia. Perseroanmenjadi salah satu dealer resmi untuk produk Telkomsel dan Telkom Flexi.
Menurut Hengky, dana akusisi perusahaan itu akan berasal dari pelepasan 25% saham Tiphone ke pada PT PINS Indonesia, anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM). Dana yang dikantongi Tiphone dari pelepasan saham tersebut terbilang cukup lumayan, yakni Rp 1,39 triliun.
Sebelumnya, PINS Indonesia me ngambil alih sebanyak 1,11 miliar (15%) saham Tiphone senilai Rp 876,7miliar. PINS Indonesiamembeli saham Tiphone dari Boquete Group SA, Interventures Capital Ltd, PT Sinarmas Asset Management, dan TopDollar Investment Ltd. Perjanjian jual-beli ditandatangani pada 11 September 2014.
Berikutnya, pada 18 September, PINS Indonesia menyerap 638,05 juta saham baru (10%) Tihpone yang diterbitkan melalui penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD). Harga pelaksanaan non-preemptive rights tersebut sebesar Rp 812,2 per saham. Dengan demikian, PINS kembali mengeluarkan dana sebesar Rp 518,23 miliar untuk menyerap saham baru Tiphone.
Menur ut Hengky, pihaknya akan semakin bekerja sama erat dengan Telkom grup. Misalnya, perseroan membantu Telkom me lakukan perpindahan pelanggan layanan kartu Flexi ke Telkomsel. Nantinya, Tiphone turut membantu mendistribusikan kartu (sim card) baru tersebut.
“Kami punakan terusmemperkuat jalur distribusi, yang saat ini sekitar 200 ribu reseller menjadi 300 ribu reseller pada tahun depan,” tutur dia. Tidak berhenti sampai jalur dis tribusi saja, Tiphone pun berencana menyiapkan operasional pabrik perakitan ponsel di semua kategori. Pabrik tersebut akan berlokasi di kawasan Pluit Jakarta Utara. Menurut Hengky, perseroan tengah memproses izin impor kom ponen ponsel. Namun, dia belum dapat menyebutkan total investasi untuk membangun pabrik perakitan tersebut. Ini merupakan startegi perseroan untuk memperkuat bisnis dari distribusi ponsel.
Selain itu, perseroan juga tengah bersiap meluncurkan produk tablet yang dipesannya melalui salah satu manufaktur terbesar Foxconn. Produk tablet tersebut diharapkan dapat meluncur pada tahun ini.
Spin off
Hengky menjelaskan, untuk melakukan efisiensi, perseroan be rencana untuk memisahkan (spin of f) anak usaha yang bergerak di bidang perdagangan yaitu PT Excel Utama Indonesia. Anak usaha tersebut telah beroperasi sejak tahun 2008. Per Juni 2014, nilai aset Excel Utama sekitar Rp 372,92 miliar. Tiphone memiliki 99,90% saham Excel.
“Kontribusi anak usaha ini sangat kecil, sekitar di bawah 9%. Oleh karena itu kami akan spin off, kami sedangmencari mitra yang berminat mengelola Excel Utama,” jelas dia.
Dengan segala ekspansinya tersebut, Tiphone tetap optimistis mampu meraup pendapatan sesuai target. Tahun ini, Tiphone me nargetkan pendapatan sebesar Rp 15,7 triliun, atau meningkat 49,52% dari realisasi pendapatan tahun lalu sebesar Rp 10,5 triliun.
Nantinya, Sebanyak Rp 8,5 triliun pendapatan diestimasikan berasal dari distribusi penjualan voucher isi ulang, sementara dari penjualan ponsel sebesar Rp 7 triliun. “Untuk laba bersih kami targetkan sekitar US$ 35 juta,” terang Hengky.
Sepanjang semester I-2014, Ti phone meraup pendapatan se besar Rp 6,31 triliun, naik 40,53% dibanding periode sama tahun lalu sebesar Rp 4,49 triliun. Kenaikan pendapatan ini turut mendongkrak laba bersih perseroan menjadi Rp 152,8 miliar, naik 18,17% dari se belumnya Rp 129,3 miliar.
Investor Daily, Jumat 3 Oktober 2014, hal. 14