MEDAN – PT Angkasa Pura II akan me ngembangkan Bandara Internasional Kua lanamu menjadi kawasan aerotropolis yang terintegrasi dengan Pelabuhan Belawan, Medan, dan Pelabuhan Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara. Hal itu sejalan dengan konsep aerotropolis, yakni suatu bandara menjadi pusat kegiatan yang dikelilingi berbagai fasilitas pendukung yang terletak di dalam atau luar pagar ban dara, seperti perkantoran, penginapan, area komersial, hiburan, pendidikan, layanan kesehatan berkelas, dan berbagai kawasan industri.
Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura II Daryanto mengatakan, Kawasan Aero tropolis Bandara Internasional Kualanamu akan diintegrasikan dengan dua pelabuhan sehinggamembentuk super koridor Bandara Internasional Kualanamu – Pelabuhan Be lawan – Pelabuhan Kuala Tanjung.
“Super koridor ini akan mendukung pe ngembangan Kawasan Strategis Nasional Medan, Binjai, Deli Serdang, Karo, atau Mebidangro, Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke, dan kawasan-kawasan industri lainnya. Pelabuhan laut dan bandara yang terintegrasi akan menjadi kekuatan besar untuk menggerakkan perekonomian di suatu wilayah,” kata Daryanto dalam kete rangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (18/9).
Untuk menyatukan visi dan misi pe ngembangan Kawasan Aerotropolis Ban dara Internasional Kualanamu yang ter integrasi tersebut kemarin (Kamis, 18/9), Pemerintah Provinsi Sumatera Utara bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero) menggelar seminar bertema Membangun Daya Saing Sumatera Utara Melalui Pengembangan Aerotropolis Kua lanamu.
“Berbagai masukan dan saran dari pembicara di seminar ini sangat ber harga bagi PT Angkasa Pura II untuk mengembangkan kawasan aerotropolis di Bandara Internasional Kualanamu,” ujar Daryanto.
Pembangunan kawasan Aerotropolis di Bandara Internasional Kualanamu sangat memungkinkan karena lahan yang masih cukup luas untuk dikembangkan. Pada pembangunan tahap I, bandara ber kode KNO ini memiliki luas 1.365 hektare (ha) dengan runway berukuran 3.750 x 60 m danparallel taxiwayberukuran 3.750 x 30 m dan 2.000 x 30 m.
Kemudian, luas apron mencapai 200.000 m2 dan luas terminal 118.930 m2 dengan kapasitas 8 juta penumpang per tahun. Demikian pula, kata dia, telah dibangun kawasan pergudangan kargo seluas 13.000 m2 dan area parkir kendaraan 50.820 m2.
Sementara itu, PT Angkasa Pura II adalah BUMN kebandarudaraan yang mengelola 13 bandara utama di kawasan Barat Indonesia. Bandara-bandara yang dikelola perseroan adalah Soekarno-Hatta (Tangerang), Halim Perdanakusuma (Ja kar ta), Kualanamu (Medan), Supadio (Pontianak), Minangkabau (Ketaping), dan SultanMahmudBadaruddin II (Palembang). Bandara lain adalah Bandara Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal Pinang), dan Silangit (Tapanuli Utara). ™
Investor Daily, Jumat 19 September 2014, hal. 6