JAKARTA, KOMPAS — Salah satu otoritas di pasar modal, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, menggandeng Korea Securities Depository untuk mengembangkan sistem pengelolaan investasi terpadu di Indonesia. Sistem itu bertujuan meningkatkan efisiensi dan transparansi industri pengelolaan investasi serta meningkatkan layanan perusahaan manajemen investasi.
”Perjanjian kerja sama secara resmi akan ditandatangani pekan ketiga September 2014. Korea Securities Depository (KSD) akan membantu dan mendampingi kami dalam pengembangan sistem mulai dari proses kajiannya,” kata Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Heri Sunaryadi dalam halalbihalal KSEI di Jakarta, Selasa (19/8).
Heri mengatakan, kerja sama itu menjadi langkah awal pengembangan yang akan dilakukan KSEI. Kerja sama pengembangan sistem bersama KSD ini merupakan tindak lanjut nota kesepahaman keduanya tentang pertukaran informasi dan pengembangan pasar modal yang ditandatangani Maret 2012.
Heri berharap pengembangan sistem investasi terpadu itu berjalan maksimal dan implementatif sesuai waktu yang telah ditentukan. Hal itu mengacu pada pengalaman dan keberhasilan KSD menerapkan FundNet, yakni sistem pengelolaan investasi terpadu di Korea Selatan.
Mengacu laman FundNet, sistem itu dikembangkan pada 2014. Laman tersebut merinci soal pendaftaran dan penarikan investasi kolektif sekuritas dan sistem deposit sekaligus pencatatan investasi kolektif. Selain transparansi dan efisiensi, sistem itu juga menawarkan stabilitas pencatatan.
Heri mengungkapkan, KSEI akan bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil untuk penggunaan data kependudukan KTP elektronik sebagai acuan basis data investor pasar modal. Dengan kerja sama ini, pembentukan single investor identification di pasar modal berdasarkan basis data investor yang ada di KSEI dapat dilakukan sesuai data yang lebih akurat dan selalu terkinikan. Kerja sama resmi ditandatangani akhir bulan ini.
”Diharapkan data investor pasar modal menjadi lebih lengkap dan akurat sehingga penelusuran perubahan data menjadi lebih mudah dilakukan dan data selalu terkinikan,” kata Heri.
KSEI juga akan memperkuat kerja sama dengan perbankan. Sejauh ini sudah dilakukan co-branding fasilitas Acuan Kepemilikan Sekuritas (AKSes) yang terintegrasi dengan anjungan tunai mandiri PermataBank pada Februari 2014. Menurut rencana, awal bulan depan, kerja sama sejenis ditandatangani dengan Bank Mandiri. Kesepakatan itu diharapkan dapat disusul oleh BCA, BNI, Bank Syariah Mandiri, dan Bank CIMB Niaga.
Di tempat terpisah, Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Friderica Widyasari Dewi menyatakan, pihaknya terus berupaya mendongkrak jumlah investor saham di Indonesia. Lewat Gerakan Nasional Cinta Pasar Modal, BEI melakukan sejumlah terobosan untuk mengajak lebih banyak orang menjadi investor pasar modal.
”Total investor saham dan reksa dana kini 1 juta orang dengan investor saham 450.000 orang,” kata Friderica. Jumlah itu meningkat tiga kali lipat dibandingkan posisi akhir 2010 lalu.
Friderica mengungkapkan, lonjakan jumlah investor terjadi di kelas akademisi, khususnya mahasiswa dan dosen. Hal ini tidak lepas dari upaya otoritas bursa meringankan biaya pembukaan rekening saham menjadi minimal Rp 100.000 per rekening dari sebelumnya Rp 5 juta dan Rp 10 juta. (BEN)
Kompas 20082014 Hal. 20