JAKARTA – Tim penilai dari Kementerian BUMN tengah menggodok nama-nama calon yang akan mengisi kursi direktur utama tiga BUMN, yakni PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Garuda Indonesia, dan Bank Negara Indonesia (BNI). Hal ini seiring dengan bakal berakhirnya masa tugas masing-masing Dirut BUMN tersebut dalam waktu dekat.
Selain itu, Kementerian BUMN juga mulai memikirkan pengganti Dirut Pertamina Karen Agustiawan yang mengundurkan diri, terhitung sejak 1 Oktober mendatang.
Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, terkait dengan pergantian Dirut PLN Nur Pamudji, ia sudah memiliki nama calon, yakni Direktur Utama PT KAI Ignasius Jonan.
“Saya sudah lapor ke Menko Perekonomian (Chairul Tanjung). Pak Menko sudah setuju, dan sudah melapor ke atas (Presiden). Atas juga sudah setuju sebetulnya. Ya, memang saya ingin Jonan menjadi Direktur Utama PLN yang baru,” kata Dahlan di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (18/8).
Dahlan menuturkan, tim penilaian Kementerian BUMN secara praktis telah menyetujui terkait rekomendasi Jonan sebagai pengganti Dirut PLN.
“Sudah disepakati. Secara praktis, tim penilaian sudah setuju. Tetapi, formalnya belum,” tutur dia.
Dahlan sejak awal menginginkan Jonan maju sebagai Dirut PLN. Ia mengatakan, sudah bertanya kepada Dirut PT KAI itu apakah bersedia menjadi Dirut PT PLN. Namun, ia belum mendapatkan jawaban pasti dari Jonan.
“Beliau (Jonan) perlu mikirmikir. Tetapi kelihatannya tidak bisa diputuskan dalamwaktu dekat ini karena ada proses pergantian pemerintahan ini,” kata Dahlan.
Saat yang sama Menteri BUMN Dahlan Iskan juga mengisyaratkan perggantian Dirut PT Garuda Indonesia (Persero) Emirsyah Satar yang masa tugasnya habis pada Oktober 2014.
“Kami juga sedang dalam persiapan penjaringan calon Dirut Garuda,” kata Dahlan. Menurut Dahlan, pemegang saham harus segera mencari calon penggantinya. “Pasti akan ada dirut baru, tunggu saja pengganti Emirsyah, karena yang bersangkutan sudah menjabat selama dua periode,” ujarnya.
Menurut catatan, Emirsyah kelahiran Jakar ta, 28 Juni 1959 ini menjabat sebagai direktur utama pada perusahaan penerbangan pelat merah itu sejak 2005, setelah pada 2003 juga pernah menjabat Direktur Keuangan Garuda.
Seorang sumber di Kemen terian BUMN menyebutkan, lima nama sedang bersaing menjadi Dirut Garuda, yaitu Zulkifli Zaini (Komisaris PT PLN yang juga mantan Direktur Utama Bank Mandiri), Kartika Wirdjoatmojo (Direktur Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan/LPS).
Selanjutnya Elisa Lumbantoruan (mantan Direktur Garuda Indonesia) dan Elia Massa Manik (Dirut PT Elnusa Tbk, anak usaha Pertamina), dan Rinaldi Firmansyah (mantan Dirut PT Telkom).
Meski begitu Dahlan tidak bersedia menyebutkan soal figur calon pengganti Emirsyah apakah dari internal atau dari kalangan profesional.
Ia hanya menyebutkan calon Dirut Garuda harus berintegritas, tidak korupsi, tidak nepotisme dan bebas dari inter vensi siapa pun, termasuk intervensi dari ke luarga. “Dirut baru harus mengerti keuangan karena di dalam Garuda banyak masalah keuangannya,” tegas Dahlan.
Pada semester I-2014 Garuda membukukan rugi bersih US$ 211,7 juta, atau setara dengan Rp 2,3 triliun, membengkak dibandingkan rugi bersih periode sama 2013 sebesar US$ 10,7 juta.
Salah satu penyebab memburuknya kinerja Garuda adalah rugi selisih kurs yang melonjak tajam menjadi US$ 12,86 juta diban dingkan dengan US$ 1,41 juta pada semester I-2013.
Hal yang sama, lanjut dia, juga terjadi dengan BNI. “Sebetulnya ada momentum yang bagus, yaitu habisnya masa jabatan mayoritas direksi BNI bisa dipakai untuk melakukan konsolidasi,” kata Dahlan.
Kestabilan Perusahaan
Sementara itu, Dahlan menuturkan, perusahaan sebesar Pertamina memerlukan masa jabatan direksi yang cukup lama.
“Perusahaan sebesar Pertamina itu masa jabatan direksi yang cukup panjang, itu diperlukan. Kalau sering ada pergantian pemimpin, perusahaan tidak stabil. Dan juga tidak dapat membentuk corporate culture, padahal itu penting untuk kemajuan perusahaan,” ujar Dahlan.
Menurut Dahlan, hal itulah yang menjadi alasan dirinya memperta hankan Karen Agustiawan menjadi dirut Pertamina untukmasa jabatan dua periode. Namun, seiring de ngan waktu dan alasan yang di sampaikan Karen, ia pun menerima alasan pengunduran diri Karen dari Dirut Pertamina.
“Dirut Pertamina mengundurkan diri. Sebetulnya ibu Karen sudah pernah minta untuk me ngundurkan diri kepada saya wak tu masa jabatannya yang berakhir tahun lalu,” kata Dahlan sambil menjelaskan masa jabatan Karen akan berakhir pengujung September mendatang. (c02)
Investor Daily, Selasa, 19 Agustus 2014, hal. 20