Freeport Miliki 4 Pilihan Lokasi Smelter

Jakarta – PT Freeport Indonesia memiliki empat alternatif lokasi pabrik pengolahan dan pemurnian mineral(smelter) di dalam negeri . Keempat lokasi itu berada di Gresik, Jawa Timur. Dalamdua pekan kedepan akan ada kepastian pemilihan lokasi.
Hal tersebut merupakan hasil rapat perkembangan pembangunan smelter yang dilakukan antara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) beserta Freeport. Hadir dalam rapat tersebut antara lain Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, R.
Sukhyar danExecutive Vice President for StrategicFreeport Indonesia Sonny Kosasih. Sukhyar mengatakan dalam rapat itu Freeport memaparkan empat alternatif lokasi smelter yang berada di Gresik, Jawa Timur. Namun Sukhyar menyatakan ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi dalammenentukan lokasi tersebut.
“Didalamnya harus ada ketersediaan infrastruktur, pelabuhan, listrik, air dan sebagainya. Lokasi itu belum diputuskan. Sekitar 2-3 pekan depan ada keputusannya,” kata Sukhyar di Jakarta, Senin (18/8).
Dia menambahkan pabrik smelter itu membutuhkan lahan mencapai 80 hektare. Selain itu persyaratan penentuan lokasi ialah smelter dekat dengan industri yang menyerap produk sampingan pengolahan dan pemurnian konsentrat tembaga seperti asam sulfat dan slag. Asam sulfat bisa diambil petrokimia sedangkan slag untuk pencampuran semen.
Lebih lanjut dia mengungkapkan Freeport juga memiliki empat pihak yang menawarkan perekayasaan dasar (basic engineering). Mereka berasal dari Jerman, Amerika Serikat serta dua perusahaan asal Tiongkok. Keempat perusahaan ini berbadan hukum Indonesia. Namun Kepastian perusahaan yang menggelar basic engineeringdiputuskan pada 2-3 pekan depan. “Tapi saya ingatkan mereka kalau ada investasi di dunia tambang jangan sampai lokal kontennya tidak ada. Buat apa investasi besar tapi diambil luar negeri,” jelasnya.
Dia menegaskan pihaknya bakal menggelar evaluasi pembangunan smelter pada Februari 2015 mendatang atau enam bulan setelah penandatangan nota amandemen kontrak pertambangan. Apabila dalam enam bulan itu penyerapan dana ataupun kemajuan pembangunan belum mencapai 60% maka kegiatan ekspor Freeport bakal dihentikan.
Ditemui usai rapat, Sonny menegaskan Freeport berkomitmen smelter tembaga itu bakal rampung pada 2017. Namun dia enggan membeberkan kapan ground breaking (dimulainya) konstruksi pembangunan smelter. “Kami berusaha semaksimal mungkin. Komitmen kami 2017 bisa beroperasi,” jelasnya.
Smelter Freeport ini memiliki kapasitas mencapai 400 ribu ton tembaga katoda dengan kebutuhan bahan baku mencapai 1,6 juta konsentrat tembaga. Investasi smelter ini mencapai US$ 2,3 miliar. Pembangunan smelter ini telah menyelesaikan pra studi kelayakan (pre feasibility study). (rap)
Investor Daily, Selasa, 19 Agustus 2014, hal. 9

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Related Posts

Comments are closed.