JAKARTA, KOMPAS — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi masih mengandalkan Blok Cepu sebagai penopang tercapainya target produksi minyak tahun 2015. Dalam RAPBN 2015, target produksi minyak sebanyak 845.000 barrel per hari.Pelaksana Tugas Kepala SKK Migas Johanes Widjonarko mengatakan, target lifting atau produksi disesuaikan dengan kondisi puncak produksi Blok Cepu. Karena itu, SKK Migas optimistis target tersebut dapat dicapai.
”Semula target lifting minyak berkisar 830.000-900.000 barrel per hari. Namun, mundurnya proyek pengembangan Blok Cepu berpengaruh pada target tersebut,” kata Widjonarko di Jakarta, Senin (18/8).
Apabila Blok Cepu dapat beroperasi penuh pada Agustus 2014, Widjonarko memperkirakan target produksi minyak secara keseluruhan sebesar 900.000 barrel per hari dapat tercapai. Namun, karena kendala izin dan kekurangan tenaga terlatih, Blok Cepu diprediksi baru beroperasi penuh pada Maret 2015.
”Dengan asumsi tersebut, kami targetkan produksi di angka 845.000 barrel per hari,” kata Widjonarko.
Sekretaris SKK Migas Gde Pradnyana menjelaskan, target lifting minyak 2015 memang bergantung pada Blok Cepu yang puncak produksinya bisa mencapai 165.000 barrel per hari. Saat ini, Blok Cepu yang berlokasi di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur itu menghasilkan 29.000 barrel per hari. Pada akhir Agustus atau awal September akan ada tambahan produksi sekitar 10.000 barel per hari.
Pada 2015 akan ada 22 proyek lain. Salah satunya proyek Bukit Tua di sisi utara Laut Jawa yang berproduksi mulai triwulan III-2015.
Tahun ini tercapaiTerkait produksi minyak tahun ini, Widjonarko optimistis tercapai 818.000 barrel per hari. Hingga Juli 2014, realisasi lifting minyak 788.000 barrel per hari.
”Kondisinya memang fluktuatif, tetapi kami optimistis tercapai,” ujarnya.
Pada APBN 2014, lifting minyak ditargetkan 870.000 barrel per hari. Namun, ada beberapa blok yang berhenti beroperasi sehingga mengurangi produksi.
Proyek gasData SKK Migas menunjukkan, pada semester I-2014, SKK Migas melaksanakan 10 proyek secara nasional yang beroperasi sekitar Februari-Juni. Akan tetapi, produksi minyak dari proyek-proyek tersebut sangat kecil karena sebagian besar memproduksi gas.
Hal yang sama terjadi pada semester II-2014. Tujuh dari sejumlah proyek yang akan dikerjakan SKK Migas umumnya proyek yang menghasilkan gas.
Deputi Pengendalian dan Operasi SKK Migas Muliawan menjelaskan, dengan masih kurangnya pasokan minyak dari proyek yang berjalan, Blok Cepu tetap menjadi tumpuan. Namun, ia berharap ada tambahan produksi minyak dari proyek PT Pertamina (Persero).
”Selain Blok Cepu, yang punya produksi minyak besar itu adalah Pertamina. Lainnya hanya menambah pasokan kecil yang pada dasarnya menjaga laju penurunan produksi,” kata Muliawan.
Saat ini, SKK Migas berhasil menekan laju penurunan produksi yang sempat mencapai 20 persen. Sepanjang semester I-2014, laju penurunan produksi berhasil ditekan menjadi kurang dari 5 persen. (A04/A10)
Kompas 19082014 Hal. 18