INDUSTRI DIGITAL: ”Dual Listing” Jadi Pilihan Paling Memungkinkan bagi GoTo

JAKARTA, KOMPAS — Penawaran saham perdana di dua bursa atau dual listing dinilai menjadi pilihan yang paling memungkinkan bagi GoTo. Dengan jumlah pendanaan sekitar 18 miliar dollar AS atau sekitar Rp 261 triliun, pada kurs Rp 14.500 per dollar AS, grup hasil kolaborasi Gojek dan Tokopedia itu masuk dalam jajaran 10 emiten berkapitalisasi besar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berdasarkan valuasi pendanaan itu, jika GoTo melepaskan 10 persen saja sahamnya ke BEI, akan tersedia pasokan saham Rp 21 triliun. Jumlah ini dinilai terlalu besar untuk dapat diserap di pasar domestik. Dalam sejarah bursa, penjualan saham terbesar di bursa bernilai Rp 12,4 triliun, yakni ketika perusahaan batubara PT Adaro Energy melepaskan sebagian sahamnya. Urutan kedua adalah PT Indofood CBP Tbk dengan perolehan Rp 6,2 triliun.

”Kalau jumlah saham yang dilepas terlalu besar, pasar tidak sanggup menyerapnya. GoTo juga harus mencari investor strategis untuk bertindak sebagai pembeli siaga,” kata Head of Investment Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi di Jakarta, Selasa (18/5/2021).

Menurut dia, melakukan penawaran saham perdana di dua bursa atau dual-listing  merupakan salah satu pilihan yang paling memungkinkan bagi GoTo. Bursa Nasdaq Amerika Serikat, misalnya, memiliki kapitalisasi yang lebih besar dan sebanding dengan besaran GoTo.

Pesaing GoTo, Grab Holding Inc, sudah bersiap mencatatkan sahamnya di Bursa Nasdaq. Grab menempuh jalan dengan merger dengan perusahaan cangkang khusus untuk akuisisi (special purpose  acquisition company-SPAC). Grab Holding Inc diketahui sudah merger dengan Altimeter Growth Corp. Valuasi Grab diperkirakan senilai 39,6 miliar dollar AS.

Perusahaan analisis data CB Insight memperkirakan, setelah merger dan masuk bursa, target valuasi yang akan dicapai oleh GoTo 40 miliar dollar AS. Kiswoyo mengingatkan, kinerja GoTo harus benar-benar bagus ketika masuk bursa sehingga menghindari risiko terjadinya penggelembungan valuasi. Valuasi yang terlalu tinggi berisiko membuat harga saham menjadi stagnan, bahkan menurun.

Baca juga: GoTo Perkuat Cakupan Pasar Gojek-Tokopedia

Mengutip data Crunchbase.com, pendanaan yang diterima Gojek 5,3 miliar dollar AS dari 12 kali putaran pendanaan. Gojek terlibat 12 penyuntikan dana perusahaan lain dan sembilan di antaranya Gojek menjadi investor pemimpin. Perusahaan yang menerima investasi dari Gojek, antara lain, Jago, Pasar Polis, dan BlueBird Group.

Gojek juga pernah mengakuisisi 13 organisasi perusahaan, antara lain, WePay, Loket, MidTrans, dan Kartuku.

Sementara itu, Tokopedia menerima pendanaan 2,5 miliar dollar AS. Dana ini diperoleh dari 11 kali putaran pendanaan. Pada pertengahan Juni 2019, Tokopedia resmi mengakuisisi penuh The BrideStory dan ParentStory.

Era baru

Co-Founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca, saat dihubungi terpisah, memperkirakan dua per tiga transaksi harian konsumen Indonesia terjadi melalui platform Grup GoTo. Grup GoTo menawarkan layanan, mulai pesan antar makanan, transportasi, lokapasar, hingga sistem pembayaran. Dengan demikian, perkiraan valuasi Grup GoTo  mencapai 40 miliar dollar AS ketika masuk bursa masih masuk akal.

”Penggelembungan valuasi perusahaan terjadi jika perusahaan tidak memiliki fundamental bisnis yang kuat,” ujarnya. East Ventures merupakan salah satu investor awal di Tokopedia, Moka, dan Loket. Moka dan Loket tercatat sebagai dua dari 13 perusahaan yang diakuisisi oleh Gojek.

Lebih jauh, dia memandang, rencana Grup GoTo melantai di bursa saham akan menjadi preseden bagi perusahaan rintisan berbasis teknologi Indonesia lainnya untuk mengikuti jejak. Dengan kata lain, Grup GoTo bisa menjadi contoh.

”Apalagi, jika mereka melantai di bursa saham Indonesia. Bagi Indonesia, hal itu menandai era baru. Bursa saham Indonesia dulu didominasi oleh perusahaan tambang, pertanian, lalu telekomunikasi, serta kini menuju sektor konsumer digital,” kata Willson.

Baca juga : Gojek dan Tokopedia Resmi Berkolaborasi Bentuk GoTo

Secara terpisah, Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita saat dikonfirmasi mengatakan, prioritas utama sekarang adalah memastikan kelancaran dan optimalisasi integrasi. Melantai di bursa saham menjadi salah satu tujuan utama Grup GoTo untuk dapat mendukung pertumbuhan perusahaan ke tahap selanjutnya.

”Kami memahami bahwa salah satu informasi yang ditunggu adalah terkait rencana pelepasan saham di bursa. Kami akan menyampaikan perkembangannya dalam waktu yang tepat,” kata Nila.

Vice President Corporate Communications Tokopedia Nuraini Razak menyampaikan hal senada. Untuk saat ini, Grup GoTo berupaya memberikan layanan maksimal kepada konsumen dan mitra.

Tantangan 

Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Bima Laga, secara terpisah, berpendapat, industri digital Indonesia mempunyai potensi besar untuk tumbuh sebagai salah satu pemain besar di dunia. idEA meyakini sejumlah pelaku industri terus memetakan kebutuhan pasar dan menentukan strategi yang kompetitif.

Merger Gojek-Tokopedia diyakini dapat menaikkan pamor industri digital Indonesia beserta para tenaga kerja yang berkecimpung di dalamnya. Aksi korporasi keduanya membuka jalan bagi perusahaan rintisan berbasis teknologi semakin dilirik oleh investor.

Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP HIPMI) Ajib Hamdani, secara terpisah, berpendapat, merger kedua perusahaan teknologi itu memiliki potensi dan tantangan. Potensinya, penerimaan pajak bisa ditingkatkan melalui pengawasan pemenuhan pajak seluruh pelaku ekonomi yang masuk ekosistem layanan Grup GoTo. Mitra produsen dapat diketahui dari omzet, sedangkan konsumen bisa diketahui kemampuan belanjanya.

Sementara tantangan pascamerger Gojek-Tokopedia adalah kesiapan pelaku usaha kecil menengah (UKM) Indonesia. Penopang lebih dari 60 persen produk domestik bruto ini rentan dengan persaingan yang bebas dan terbuka. UKM juga menghadapi beberapa masalah mendasar, seperti rendahnya produktivitas dan tingginya harga pokok produksi karena proses ekonomi yang tidak efisien.

”Tidak ada masalah dengan rencana Grup GoTo melepaskan saham di bursa. Aksi korporasi Gojek dan Tokopedia ini yang perlu disoroti adalah orientasi ekonomi mereka pada jangka panjang, terutama menyangkut komitmen kepada UKM lokal,”  ujarnya.

Baca juga: Tokopedia dan Gojek Dipastikan Merger

KOMPAS: Rabu, 19052021 Halaman 1.

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Related Posts

Comments are closed.