COVID-19 DI INDIA: Catatkan Rekor Kasus Baru Covid-19, Pemilu Negara Bagian di India Tetap Jalan

NEW DELHI, KAMIS — India kembali melaporkan rekor penambahan kasus baru Covid-19 dengan 379.257 kasus baru dan 3.645 kasus meninggal dalam sehari, Kamis (29/4/2021). Di tengah pandemi yang kian tak terkendali itu, jutaan warga di Negara Bagian Bengal Barat justru menggunakan hak pilihnya dalam pemilu yang juga diikuti Bharatiya Janata, partainya Perdana Menteri Narendra Modi.

Kasus baru tersebut membuat total kasus Covid-19 di India menembus lebih dari 18,3 juta kasus atau nomor dua terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat. Sementara total kasus meninggal menjadi 204.832 kasus. Para pakar menyebut bahwa data itu tidak seluruhnya merekam semua kasus yang ada di lapangan.

Dalam tujuh dari delapan hari terakhir, India melaporkan rekor penambahan kasus harian Covid-19 dengan rata-rata 350.000 kasus sehari. Kasus meninggal juga telah meningkat hampir tiga kali lipat dalam tiga pekan terakhir.

Lihat juga : Kasus Baru Covid-19 di India Masih Melonjak

Sistem kesehatan India kini tertatih-tatih. Situasi memilukan ini memicu sejumlah negara mengulurkan bantuan logisik medis.

Ketika tren penambahan kasus baru Covid-19 menurun pada September 2020, negara dengan penduduk hampir 1,4 miliar jiwa itu mengira pandemi telah berakhir. Akan tetapi, kerumunan besar massa, seperti kampanye politik dan acara keagamaan, tetap diberi izin. Sikap santai yang ditunjukkan oleh para pemimpin India juga membuat warga abai akan protokol kesehatan.

Meski penyebaran Covid-19 semakin tak terkendali hingga membuat rumah sakit, tempat pemakaman, dan krematorium kewalahan, tahap akhir pemungutan suara pemilu Negara Bagian Bengal Barat tetap dimulai Kamis.

Sebanyak delapan juta pemilih menggunakan hak pilihnya di setidaknya 11.860 tempat pemungutan suara. Komisi Pemilu menyebutkan bahwa aturan jaga jarak akan diberlakukan selama pemungutan suara.

Perdana Menteri Narendra Modi dan partainya, Bharatiya Janata, menghadapi kritik tajam dalam beberapa minggu terakhir karena mengizinkan kampanye di Bengal Barat. Partai politik lain juga turut berpartisipasi dalam pemilu itu.

Dalam 24 jam terakhir, lebih dari 17.000 kasus baru Covid-19 dilaporkan di Bengal Barat yang merupakan tertinggi sejak pandemi terjadi.

Otoritas India berupaya mengendalikan penyebaran Covid-19 dengan vaksinasi. Mulai Rabu (28/4/2021), seluruh warga berusia 18 tahun ke atas menjadi sasaran vaksinasi Covid-19 dan bisa mendaftar melalui aplikasi. Namun, media sosial dibanjiri keluhan bahwa aplikasi tersebut eror karena terlalu banyak yang menggunakan dan ketika sudah bisa diakses kembali, aplikasi itu tidak lagi menerima pendaftaran vaksinasi.

Lihat juga : Terlalu Cepat Puas, India di Ambang Kolaps

Program vaksinasi Covid-19 seharusnya dimulai Sabtu pekan lalu. Akan tetapi, negara produsen vaksin terbanyak dunia ini tidak memiliki cukup dosis untuk diberikan kepada seluruh warganya. Program vaksinasi Covid-19 bagi warga berusia 45 tahun ke atas yang sedang berjalan saat ini pun tersendat.

Sejak Januari 2021, hampir 10 persen warga India telah menerima satu dosis vaksin Covid-19, tetapi hanya sekitar 1,5 persen warga yang sudah menerima dua dosis. Kepada Press Trust, Menteri Kesehatan New Delhi Satyender Jain mengatakan, New Delhi tidak memiliki cukup vaksin untuk diberikan kepada warga kelompok umur 18-44 tahun.

Senator Demokrat AS Elizabeth Warren menulis di Twitter, ”Wabah Covid-19 India adalah krisis kemanusiaan.”

”Saya mengarahkan surat kepada @moderna_tx, @pfizer, dan @jnjnews untuk mengetahui langkah apa yang akan mereka ambil untuk memberikan akses vaksinnya untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah varian baru Covid-19 menyebar ke seluruh dunia.”

Baca juga : Dunia Turun Tangan Bantu India

Menteri Luar Negeri India Harsh Vardhan Shringla mengatakan bahwa India menghadapi lonjakan kasus ”tak terduga” dengan tiga juta kasus aktif Covid-19 saat ini yang membuat sistem kesehatan nyaris ambruk, rumah sakit kekurangan tempat tidur, oksigen, juga logistik medis lainnya.

Bantuan dari sejumlah negara pun berdatangan. ”Bantuan dari berbagai negara berdatangan,” ujar Shringla yang menginformasikan bahwa 40 negara telah berjanji akan membantu India. Bantuan ini mencakup 550 pembangkit oksigen, lebih dari 4.000 konsentrator oksigen, 10.000 tabung oksigen, ratusan ribu obat Remdesivir, Faviravir, dan Tocilizumab, serta bahan untuk produksi obat-obatan itu.

AS akan mengirim bantuan medis senilai lebih dari 100 juta dollar AS yang termasuk 1.000 tabung oksigen, 15 juta masker N95, dan satu juta alat tes Covid-19.

Sementara dua pesawat dari Rusia yang membawa 20 konsentrator oksigen, 75 ventilator, 150 monitor tempat tidur, dan 22 ton obat telah tiba di Delhi. (AFP/AP/REUTERS)

KOMPAS, Jum;at 30042021 Halaman 4

Print Friendly, PDF & Email

Share this post:

Related Posts

Comments are closed.